Pelalawan, KPonline – Lima tahun sudah berlalu sejak tonggak sejarah itu tercipta. Pada tahun 2020, di tengah tantangan industrialisasi yang kian kompleks di Kabupaten Pelalawan, sekelompok buruh dari PT. Multiguna Karya Mandiri (MKM) meneguhkan tekad untuk bersatu dan memperjuangkan hak-hak normatif mereka. Lahir dari semangat kolektif itu, terbentuklah PUK SPAI FSPMI PT. MKM sebuah organisasi buruh yang kini menjadi salah satu motor penggerak perjuangan kelas pekerja di sektor industri.
Di bawah kepemimpinan perdana Marjoni, PUK SPAI FSPMI PT. MKM memulai langkah dari nol tanpa fasilitas, dengan keterbatasan informasi dan ancaman tekanan dari pihak-pihak yang anti-serikat, mereka tetap berdiri tegak. “Waktu itu kami hanya punya keberanian dan keyakinan. Tapi kami sadar, hanya dengan berserikat, kami punya tempat untuk bersuara dan melindungi sesama pekerja,” kenang Marjoni dalam wawancara kilas balik.
Lima tahun berlalu, estafet perjuangan kini diteruskan oleh M Wildan Wahyudi, yang sejak tahun 2024 dipercaya memimpin roda organisasi. Di bawah komandonya, PUK MKM semakin menguatkan konsolidasi anggota dan memperluas jaringan perjuangan, termasuk menjalin komunikasi intensif dengan struktur FSPMI di tingkat Kabupaten dan Provinsi. “Kami bukan sekadar menjaga warisan perjuangan, tapi juga memastikan bahwa hak dan martabat buruh terus diperjuangkan di masa kini dan masa depan,” ujar Wildan.
Selama lima tahun perjalanan, PUK SPAI FSPMI PT. MKM telah melalui berbagai dinamika. Mulai dari advokasi kasus ketenagakerjaan, mediasi perselisihan, hingga pengawalan regulasi upah dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) di lingkungan kerja. Keberhasilan demi keberhasilan tersebut tak lepas dari dedikasi pengurus dan partisipasi aktif anggota.
Tak hanya itu, organisasi ini juga telah menjadi wadah edukasi dan pembinaan kesadaran kelas pekerja melalui pelatihan dasar serikat, diskusi buruh, dan keterlibatan aktif dalam agenda-agenda besar FSPMI, termasuk May Day dan Rakernik. “PUK ini adalah rumah perjuangan kita. Siapa pun yang ingin melihat perubahan, harus berani masuk dan ikut bergerak,” tegas Marjoni, yang kini menjadi tokoh senior buruh di Pelalawan.
Sementara Wildan menggarisbawahi pentingnya regenerasi dan adaptasi dalam gerakan serikat hari ini. “Kita hidup di zaman digital. Tantangannya berubah, tetapi nilai perjuangan tetap. Kita harus cerdas, solid, dan tidak pernah lupa pada akar sejarah kita,” ucapnya mantap.
Perjalanan lima tahun ini bukanlah titik akhir, melainkan fondasi untuk melangkah lebih jauh. PUK SPAI-FSPMI PT. MKM adalah simbol perlawanan yang hidup di mana setiap keringat buruh adalah bagian dari sejarah yang ditulis dengan keberanian.
Penulis: Azzuri