Ketika Buruh Bicara tentang Kedaulatan Pangan

Jakarta, KPonline – Rasanya ada yang salah apabila negeri sebesar dan sesubur ini tidak memiliki kedaulatan pangan dan energi.

Tetapi itulah yang terjadi di negeri yang digambarkan gemah ripah loh jinawi ini. Negeri yang konon katanya, tongkat dan kayu pun tumbuh jadi tanaman.

Beras mahal menguntungkan petani? Sayangnya yang terjadi tidak demikian. Tengkulak dan para pemburu rente lah yang menangguk untung besar. Sedang para petani tetap saja hidup dalam kesulitan. Kemiskinan.

Dan karena beras dan listrik berkaitan dengan kehidupan hampir semua orang di negeri ini, wajar jika kemudian serikat pekerja menyerukan agar negara mewujudkan kedaulatan pangan dan energi.

Mewujudkan kedaulatan pangan bukan semata-mata tugas petani. Faktanya, buruh pun menjerit ketika harga pangan dan listrik selangit.

Pendek kata, masalah pangan adalah kita semua. Masalah seluruh elemen bangsa.

Gerakan untuk mendesak diwujudkannya kedaulatan pangan dan energi bukanlah gerakan yang tiba-tiba. Tetapi juga kesadaran, bahwa masalah pekerja bukan hanya di pabrik. Lebih jauh dari itu, permasalahan yang kita hadapi juga terkait dengan kebijakan negara.

Itulah sebabnya, kaum buruh juga harus mulai berbicara tentang Indonesia. Tidak hanya berbicara tentang pabrik, tetapi bersuara di sektor publik. Semua ini, tentu saja, demi negeri yang laksana zamrud di khatulistiwa ini.

Catatan: Kahar S. Cahyono