Keselamatan Jiwa Napi Lebih Penting dari Pekerja di Pabrik-Pabrik?

Jakarta, KPonline – Menkumham berencana akan segera membebaskan 35.000 Napi demi menjaga keselamatan jiwa mereka dari virus corana.

Di pihak lain, para pekerja/buruh di pabrik-pabrik yang jumlahnya puluhan juta orang dibiarkan tetap bekerja. Mereka bertaruh nyawa dari bahaya Virus Corona. Sebagian bahkan tanpa Alat Perlindungan Diri (APD) dan tanpa kepedulian pemerintah untuk meliburkan mereka sementara waktu, agar bisa diselamatkan dari penyebaran virus corona.

Beginilah nasib kita sebagai kaum buruh di Indonesia untuk selamanya, kalau kaum buruh tak terlibat aktif dalam pengambilan keputusan politik dan kebijakan publik. Baik di eksekutif (Pemerintahan) maupun legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat).

Masih ada kekuatan buruh/pekerja yang masih bisa digunakan dalam situasi yang tidak memihak seperti ini. Yakni dengan menggunakan kekuatan gerakan sesuai amanat konstitusi yang berlaku di negara kita, yakni demo dan mogok.

Kekuatan demo dan mogok akan menjadi berat tantangannya bahkan akan sia sia kalau negara akan memberlakukan darurat sipil.

Kita berharap semoga kesadaran politik kaum buruh mulai terbangun, agar suatu saat nanti Pekerja/buruh bisa menjadi kekuatan penentu pengambil kebijakan dalam triaspolitika di Negara kita dan bukan terus menjadi kelompok yang terpinggirkan (termarjinalkan) seperti yang kita alami sekarang ini.

Bangkit dan tetap semangat, kaum buruh. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi yang mau memikirkan nasib kita

Iswan Abdullah A Siata, ME
Vice Presiden Politik dan Kebijakan Publik DPP FSPMI/KSPI.