Kerjaan Terbengkalai Hanya Karena Mencari Rumah Sakit Untuk Sembuhkan Penyakit

Bekasi, KPonline – Laki-laki berbadan tegap ini kelahiran Bandung, 13 Desember 1990 yang lalu. Dia didiagnosa menderita anorectal fistula.

Beberapa hari lalu, Senin (17/12/2018), dia berobat ke sebuah klinik yang terletak di Cimahi. Di sana, dia diberi obat sesuai resep dokter yang menanganinya.

Karena tidak ada perubahan, laki-laki yang biasa disapa Deny ini berangkat ke Tangerang, tepatnya tanggal 19 Desember 2018.

Di Tangerang, dia berobat di Klinik Insan Permata, yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Insan Permata.

Rumah Sakit Insan Permata ternyata tidak mempunyai alat untuk ronsen saluran fistula. Deny pun mendapatkan surat rujukan ke Rumah Sakit Omni.

Deny datang ke Rumah Sakit Omni tanggal 22 Desember 2018. Di sana dia mendapatkan informasi, jika pada tanggal 22 hingga 25 Desember 2018, bagian BPJS Kesehatan yang ada di Rumah Sakit Omni libur dan baru akan beraktivitas kembali Rabu (26/12/2018).

Namun Deny sabar menunggu. Hingga kemudian, Rabu pagi dia datang kembali ke Rumah Sakit Omni.

Setelah diperiksa, Deny kembali diberi rujukan ke rumah sakit Awal Bros, dengan alasan alat yang ada di Rumah Sakit Omni sedang rusak dan dalam perbaikan (maintenece).

Di hari yang sama, Rabu ini, sekitar jam 13.00 wib Deny berangkat ke Rumah Sakit Awal Bros.

Deny segera bertanya ke salah satu petugas jaga. Terkesan kebingungan, petugas tersebut menyampaikan kepada Deni jika dokternya sedang cuti.

Perjalanan panjang pria asal Bandung ini merasa ada banyak kejanggalan yang dirasakannya. Seperti terombang-ambing. Karena selain merasa sakit dirasakannya, dia pun mesti izinĀ  ke perusahaan di tempatnya bekerja.

Dia berharap BPJS Kesehatan bisa lebih baik lagi, lebih kooperatif terhadap peserta BPJS Kesehatan, dan tidak ada tebang pilih dalam pelayanan.

“Jangan mentang-mentang saya berobat pake BPJS apapun dipersulit. Beda jika saya bayar langsung, saya yakin hari itu juga langsung ditangani,” keluhnya.

“Masih ada sebagian rumah sakit yang bandel dan malas mengobati pasien peserta BPJS. Padahal saya selaku pengguna BPJS, selalu bayar tiap bulan tidakĀ  pernah telat,” kata Deny sambil meringgis kesakitan.

Deny tidak menuduh rumah sakit di atas bandel. Ia hanya mengeluh, sebagai peserta BPJS Kesehatan, merasa seperti dilempar sana-sini saat berobat. (Jhole)