Bekasi, KPonline – Kebahagiaan menyelimuti anggota serikat pekerja dan keluarga saat bertemu di RS EMC Cibitung, Kamis (09/10/2025). Pengurus PUK SPEE FSPMI PT. KMK Plastics Indonesia hadir untuk mengawal proses penerimaan sekaligus pemasangan kaki palsu bagi salah satu anggotanya, Pak Inta, yang mengalami kecelakaan kerja pada tahun 2023 lalu.
Selama 1 tahun 8 bulan, Pak Inta menjalani pemulihan pasca operasi kaki kiri akibat kecelakaan di jalan kawasan Jababeka sepulang kerja. Pihak perusahaan menyarankan agar beliau beristirahat di rumah hingga benar-benar sembuh.
Proses penyembuhan yang panjang tidak membuat semangatnya padam. Dengan kesabaran, keteguhan, dan dukungan penuh dari keluarga, Pak Inta perlahan menunjukkan kemajuan hingga akhirnya dinyatakan siap untuk dipasangi kaki palsu.
Momen haru pun terjadi saat pihak RS EMC Cibitung memanggilnya untuk proses pemasangan tersebut.
“Sejak awal penanganan, kami dari serikat terus melakukan pengawalan agar anggota mendapatkan pelayanan yang layak,” tegas Aan, anggota Jamkeswatch Kabupaten Bekasi sekaligus Sekjen PUK SPEE FSPMI PT. KMK Plastics Indonesia.
Menurut Aan, perhatian terhadap anggota yang mengalami musibah adalah bentuk nyata solidaritas dan tanggung jawab organisasi terhadap kesejahteraan seluruh anggota.
“Serikat bukan hanya bicara upah dan perundingan, tetapi juga hadir saat anggota menghadapi masa sulit,” ujarnya.
Di sela kunjungan, para pengurus memberikan dukungan moral, motivasi, serta doa agar Pak Inta tetap tegar dan semangat menjalani aktivitasnya meski kini menggunakan kaki palsu.
“Atas solidaritas dan kepedulian kalian, saya tidak tahu bagaimana harus berterima kasih. Akhirnya, setelah proses panjang, saya bisa menerima dan dipasangkan kaki palsu,” ungkap Pak Inta dengan mata berkaca-kaca.
Ia menambahkan, “Saya dan keluarga hanya bisa mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bung Aan beserta jajaran pengurus PUK SPEE FSPMI PT. KMK Plastics Indonesia atas bantuan dan kepedulian kalian selama proses penanganan di RS EMC Cibitung.”
Peristiwa ini menjadi bukti bahwa semangat solidaritas dan kepedulian sosial di tubuh FSPMI tidak pernah pudar, bahkan terus hidup di setiap langkah perjuangan anggotanya. (Irfan)