Kata Siapa Logam Tidak Bisa Romantis?

Sektor Logam terkenal dengan garang nya namun ternyata ada sebuah kalimat yang menggelitik “Kata siapa logam tidak bisa romantis ??”

Setiap hari belepotan dengan oli dan solar serta menempa besi agar menjadi sesuatu yang berguna, itulah yang di geluti oleh setiap anggota PUK Logam di Bekasi.

Terbang mundur untuk kembali ke 8 tahun silam, diceritakan tentang seorang suami, sekaligus seorang ayah yang gigih perjuangkan hak-haknya demi mencukupi kebutuhan anak-anak dan istrinya di rumah.

Disaat yang sama seorang suami tersebut diluar sana sedang bersinggungan dengan preman dan para algojo yang di sewa oleh pengusaha untuk mengintimidasi mereka yang tergabung dengan serikat pekerja.

Mereka berjuang untuk memperjuangkan hal yang tidak di penuhi oleh pengusaha. Namun demikian seberani apapun seorang suami tersebut, pasti akan tiba-tiba menjadi ciut ketika harus berhadap hadapan dengan para preman.

Jika di lihat sepintas para preman tersebut masih saudara kita juga yang berasal dari Indonesia timur, dengan begitu sudah pasti membuat tampang preman tersebut makin terlihat sangar.

Pengusaha benar-benar seperti penjajah yang menggunakan uangnya hanya untuk mengadu domba sesama anak bangsa, sesungguhnya hal-hal seperti ini sangatlah miris.

Sore itu tak seperti biasanya sang suami masih belum pulang, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 wib, setelah seharian sang istri mengalami kejadian aneh dirumahnya dimulai dari didatangi oleh orang-orang yang tak dikenal dengan perangai yang sangat tidak baik, hingga di datangi oleh aparat yang menanyakan keberadaan sang suami.

Satu sampai dua jam telah berlalu, orang yang ditunggu tak kunjung datang hingga tepat pukul 22.00 malam suaminya di antar oleh rekan kerjanya.

Dengan sedikit berbisik kepada kawannya seolah ingin menyembunyikan rahasia dari sang istri yang telah menunggunya sejak sore, sang suami tak ingin kejadian yang menimpanya dan yang menimpa sebagian besar para pengurus pimpinan cabang logam bekasi di ketahui oleh sang istri.

Namun kenyataan berbicara lain, istrinya menceritakan kejadian yang menimpanya seharian meskipun masih untung para preman yang hitam legam itu di usir oleh pejabat RW setempat dengan alasan mengganggu ketenangan warga.

Tak bisa berkelit lagi sang suami pun akhirnya bercerita sambil sesekali mengernyitkan dahinya menandakan dia juga menahan rasa takut.

Posisinya sebagai seorang sekretaris PUK menjadi kunci perjuangan karena seluruh data anggota ada di tangannya.

Sang istri yang hanya menginginkan keselamatan suaminya itupun menangis sejadii-adinya dan dengan spontan merebut jaket FSPMI milik suaminya dan kemudian membakarnya.

Tertegun dan berkaca kaca seolah ingin menyampaikan bahwa apa yang di lakukan istrinya adalah salah, FSPMI tidak salah, yang salah adalah ketamakan para pengusaha yang tidak pernah memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya.

sumber : infokom logam Bekasi
penulis : indrayana