Kata Adalah Senjata

Bandung, KPonline – “Jika satu orang berkata naikkan upah tahun 2019 sesuai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) dan tolak upah murah dengan menggunakan pormulasi PP No 78 Tahun 2015″.

Sangat kecil kemungkinan akan di dengar oleh pemerintah baik pusat maupun daerah. Tetapi jika ribuan orang atau bahkan jutaan orang yang berkata, misalnya naikan upah tahun 2019 di Bandung Raya sebesar 4 juta, tentu sangat besar kemungkinan kata/suara kita akan di dengar oleh pemerintah yang dalam hal ini sebagai pemangku kebijakan di negeri ini.

Di era modern saat ini orang sudah rata-rata menggunakan smartphone. Hal ini tentu saja sangat berpeluang di gunakan untuk membuat status atau share status yang isinya sama misal mengangkat isu perjuangan upah tahun 2019 di Bandung Raya, apalagi di publikasikan secara bersamaan melalui semua akun jejaring sosial seperti facebook, youtube, instagram, twitter, dan lain sebagainya.

Melihat semua potensi inilah penting bagi kita semua untuk segera memulai cara semacam itu. Sama halnya kita melakukan aksi unjuk rasa dengan mengerahkan masa yang sangat banyak mendatangi kantor pemerintahaan daerah maupun pusat untuk menyuarakan aspirasi atau tuntutan.

Untuk itu KC FSPMI Bandung Raya selenggarakan pendidikan menulis yang di ikuti oleh lebih kurang 35 peserta yang terdiri dari tim kerja Media Perdjoeangan, perangkat PC SPA dan Infokom PUK se-Bandung Raya.

Dengan mengusung tema, “Yuk kita sampaikan visi dan misi kita melalui tulisan.”

Tema ini sengaja diusung agar semua peserta berani memulai mencoba menulis serta bisa secara terus menerus mengupdate kegiatan kegiatan yang di laksanakan di tiap-tiap PUK.

Kahar S Cahyono sebagai pengisi materi pelatihan menyampaikan bahwa menulis diibaratkan kata sebagai senjata.

Hervin sebagai pemateri sesien ke 2 menyampaikan di jaman sekarang keberadaan sosial media jika di gunakan untuk update status isu perburuhan.

“Share berita perjuangan upah dan lain sebagainya jika di lakukan bersama sama oleh banyak orang akan begitu dahsyat pengaruhnya terhadap penentu suatu kebijakan pemerintah,” ujarnya.

Agung Brada pun tak ketinggalan menambahkan bahwa bandung harus bangkit dan lebih banyak lagi berita berita pergerakan atau kegiatan rutin karena media perdjoeangan daerah FSPMI bandung raya adalah sebagai barometer di wilayah selatan Jawa Barat.

Penulis: Kadry Supriatna