Kahar S. Cahyono: Pentingnya Menularkan Kebaikan

Bogor, KPonline – Zaman teknologi yang semakin berkembang dan sumber informasi yang cepat dibutuhkan oleh masyarakat. Kini masyarakat tidak lagi kesulitan dalam mencari berita. Tetapi bagaimana masyarakat bisa memfilter berita yang ada.

Dimana berita yang sesuai fakta yang terjadi, berita yang menurut
masyarakat itu penting maupun berita mana yang menarik untuk di simak.

Maka sebab itu dibutuhkan media yang dapat memberikan laporan berita yang aktual dan terpercaya.

“Pemberitaan tentang Jamkeswatch berarti pemberitaan tentang gagasan kita. Saya menyebut, ini sebagai ikhtiar untuk menularkan kebaikan,” kata Deputi Direktur Media dan Propaganda Jamkes Watch, Kahar S. Cahyono saat menyampaikan materi mengenai pentingnya relawan Jamkes Watch memiliki perspektif media dalam kegiatannya.

Kahar melanjutkan, apa yang disebut pemberitaan anggap saja tentang demontrasi bisa dinilai dari berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Tetapi bagi kita, demontrasi punya sudut pandang dan punya nilai filosofis yang jauh lebih bermakna.

“Karena demontrasi adalah cara kita untuk melakukan perlawanan untuk menentukan dan menegaskan sikap, mengatakan ketidaksetujuan atas apa yang menjadi tuntutan,” tegas Kahar.

Pemberitaan tentang relawan Jamkeswatch yang terjadi di tengah-tengah masyarakat memiliki sudut pandang pengawasan dan pengamatan, sehingga mampu membongkar semua kebijakan yang masih keliru.

Misalnya tentang lambatnya rumah sakit dalam penanganan pasien BPJS, atau ketidak pedulian dari pemerintah mengenai jaminan sosial dan sebagainya.

Bicara tentang sudut pandang, berarti bicara tentang beberapa hal diantaranya:

Pertama,  mendesak, karena kedesakan menjadi sesuatu yang segera diinformasikan. Kedua sudut pandang baru, yang mana belum pernah terekpos sebelumnya, karena sesuatu yang baru dapat memancing rasa ingin tau seseorang.

Ketiga sudut pandang publikasi, hal ini menjadi sangat penting jika sesuatu pemberitaan bisa tersebar secara luas dan cepat, ini akan membantu pengetahuan masyarakat terkait berita tersebut.

Keempat, sudut pandang penulisan, teknik penulisan menjadi daya dorong pembaca untuk tak bosan dalam membaca berita tersebut. (Arf)