Jelang Ramadhan, Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (TKQ) Rahadhatul Ummah (RU) Adakan Papajar

Bandung, KPonline – Papajar konon berasal dari istilah mapag pajar, yang tidak lain adalah fajar Ramadhan. Tak jarang istilah ini juga disebut munggahan, meski secara spesifik agak berbeda.

Anak-anak TKQ RU yang berada di Perumahan Silih Asih Pangauban, Desa Pangauban Kec. Batujajar Kabupaten Bandung Barat sangat antusias dan bergembira dengan didampingi orang tua mereka.

Bacaan Lainnya

“Acara seperti ini sangat baik dan semoga tahun depan diadakan lagi di Madrasah Rahadhatul Ummah,” ungkap Mamah Dika, salah satu wali santri TKQ RU di Serambi Masjid RU pada Kamis 31 Maret 2022.

Acara yang dimulai pada Ba’da Ashar tersebut dibuka oleh Dewan Assatidz yang diwakili oleh Ibu Dewi Larasati.

Ia menyampaikan bahwa acara ini adalah bentuk silaturahim, kebersamaan antara guru, orang tua santri serta anak-anak itu sendiri agar ada kegembiraan dan kesemangatan dalam menjalankan ibadah puasa.

Selain papajar ada tradisi yang lainnya juga seperti ‘Munggahan’. Munggahan merupakan tradisi umat Islam suku Sunda dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang biasanya dilakukan pada akhir bulan Sya’ban.

Adapun bentuk pelaksanaannya cukup bervariasi. Umumnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama, saling bermaaf- maafan, dan berdoa bersama.

Perlu diketahui bahwa munggahan berasal dari kata bahasa sunda ‘Munggah’ yang artinya berjalan, naik atau keluar dari kebiasaan kehidupan sehari-hari.

Kata Munggahan ini sendiri berasal dari Bahasa Sunda yaitu “unggah” yang mempunyai arti kata “naek ka tempat nu leuwih luhur” atau naik ketempat yang lebih tinggi. (Danadibrata, 2006:727)
Atau munggahan dapat diartikan maksudnya adalah naik menjadi pribadi yang lebih baik atau lebih tinggi derajatnya. Karena akan memasuki bulan suci Ramadhan yang diharapkan selama bulan suci tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Karena itu dalam menyambut bulan Ramadan, munggahan sudah menjadi tradisi yang kuat bagi umat muslim yang berada di Indonesia khususnya suku Jawa dan Sunda.

Biasanya kegiatan “munggah” pada umumnya dilakukan baik oleh individu, keluarga, maupun kelompok masyarakat. Masyarakat biasanya menonjolkan berupa beberapa kegiatan mandi besar atau bersuci, lalu memukul/ngadulag bedug usai shalat subuh hingga menjelang malam pertama Ramadhan dan kemudian berlanjut ke acara bersih-bersih makam, serta makan bersama.

(M Ridwan S)

Pos terkait