Jangan Remehkan dan Rendahkan Kaum Perempuan

Jakarta, KPonline – Mengapa perempuan sering disebut sebagai tiang negara?

Salah satunya karena perempuan mempunyai peran sentral bukan hanya sebagai “ibu” bagi anak-anaknya, namun juga menjadi mentor bagi para generasi penerus bangsa. Di tangan dingin para Ibu lah masa depan negara berada.

Bacaan Lainnya

Di balik senyum dan keceriaan dari wajah para ibulah anak anak akan tumbuh menjadi pribadi yang luar biasa siap merubah dan menggenggam dunia.

Namun sebaliknya, akibat para ibu yang “bermasalah” lah mengakibatkan hancurnya generasi muda menjadi generasi yang kehilangan masa depannya. Karena para remaja tidak ada yang membimbingnya dengan benar dan konsisten. Mereka dibiarkan tumbuh tanpa kasih sayang dan arahan yang serius dari orang tuanya.

Bahkan banyak anak sejak ia lahir, tumbuh tanpa sentuhan ayahnya yang sibuk mencari nafkah keluarga. Hingga pada akhirnya si anak tumbuh dan besar tanpa karakter “seorang laki-laki yang tangguh”.

Karenanya, kasih sayang yang luar biasa dari seorang ibu ditambah dengan kecerdasan seorang ibu akan sangat membantu mentransfer visi besar perjuangan keluargan. Terlebih ketika sang ayah tidak peduli pada pertumbuhan karakter sang anak.

Sehingga, memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak anak, baik anak laki atau anak perempuan menjadi concern kita bersama.

Laki laki sebagai kepala keluarga bukan berarti dia lebih utama dari kaum perempuan. Begitu juga sebaliknya ketika perempuan berprofesi sebagai ibu rumah tangga bukan berarti perempuan lebih rendah posisinya.

Ketika sang istri lebih tinggi jabatannya atau lebih besar gajinya dari sang suami bukan berarti si istri lebih tinggi posisinya dari suami.

Kita harus pahami bahwa derajat seseorang adalah sama di sisi Allah yang membedakannya adalah ketakwaan, kontribusi dan pengorbanannya pada Allah SWT dalam mengemban amanah suci dari Allah Swt sebagai khalifah fil ard.

Suami dan istri wajib menjalin komunikasi yang efektif dalam rangka sukses hidup di dunia dan akherat. Serta berbagi peran dalam mewujudkan visi besar memakmurkan bumi Allah SWT dengan cahaya keimanan.

Keluarga Idiologis

Kita bisa belajar dari kisah suksesnya keluarga Ibrahim, Potret Keluarga Ideologis yang sukses dalam mewujudkan keluarga yg berkualitas, dimana Ibrahim bukan hanya sukses sebagai seorang nabi dalam menjalankan misi kenabian menghancurkan ketidakadilan raja yg tirani. Namun ibrahim juga sukses melahirkan anak anak yg tangguh dan keduanya menjadi nabi Allah yakni Nabi Ismail dan Nabi Ishaq.

Suksesnya Ibrahim dalam mentransfer visi perjuangan ke anak anaknya ditengah kesibukan tidak lain karena peran sentral dari seorang istri yang tangguh, cerdas, dan taat ibadah.

Memberi pelajaran dan skill kepada perempuan adalah sebuah keharusan. Agar kelak ia mampu mengajarkan dan membimbing anak anaknya menjadi pribadi yang cerdas.

Begitu juga mengajarkan dan mendekatkan perempuan kepada Allah sebagai penciptanya adalah sebuah keharusan agar para perempuan tidak melupakan kodratnya serta mampu menjadi benteng keluarga sakinah mawaddah wa rahmah. Karena hal yang sangat mempengaruhi kualitas mental dan ketenangan diri adalah kualitas ibadah harian pada Allah SWT.

Karenanya pendidikan anak yang sepenuhya diserahkan ke sekolah tanpa bimbingan ayah dan ibunya serta tauladan orangtuanya adalah satu kekeliruan.

Nasib PRT dan TKI

Dalam konteks yang lebih luas kita masih menyaksikan kondisi kaum perempuan yg masih kurang diperhatikan pendidikannya, ruang kerjanya, ruang kontribusinya dan hak hak maternitasnya (kehamilan, melahirkan dan menyusui).

Nasib para TKI di luar negeri serta nasib PRT di kota kota besar adalah potret buram nasib perempuan Indonesia. Mereka menjadi tumpuan dalam mencari nafkah yang sebenarnya bukan tugas utama kaum perempuan.

Mereka para TKI dan PRT rela meninggalkan anak dan kampung halaman mengadu nasib di kampung atau di negara yg tidak jelas rimbamya demi keluarga.

Karenanya peduli pada nasib TKI dan PRT kita yang jumlahnya mencapai 6 juta jiwa adalah tugas kita semua terlebih negara. Negara harus bertanggung jawab memberikan lapangan kerja di pedesaaan dan meningkatkan upah yang layak agar dengan upah yang diterima tidak perlu lagi istri banting tulang mencari nafkah.

Pemerintah juga harus concern membangun ekonomi pedesaan memberikan pendidikan yg berkualitas agar masyarakat desa menjadi masyarakat yg kreatif dan mandiri. sehingga anak anak tumbuh dan berkembang menjadi pemuda yg tangguh ditemani ibu dan ayahnya dengan baik.

Salam hormat ku buat kaum perempuan dan para ibu: Terutama buat para aktivis dan pejuang perempuan yang sangat bersemangat mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan yang pada hari ini sedang melakukan aksi di gedung DPR RI menuntut perbaikan dan perlindungan bagi buruh perempuan.

Juga bagi para istri yang setia dan tiada kenal lelah menjadi pendamping suami dalam mewukudkan keluarga ideologis yang harmonis dan visioner.

Tak ketinggalan, untuk para ibu dan wanita tangguh yang menjadi penopang dan tumpuan ekonomi keluarga.

Penulis: Muhamad Rusdi

Ditulis 8 Maret 2013
Disempurnakan di Condet 8 Maret 2017

==========
Baca juga beragam artikel yang lain terkait dengan Buruh Perempuan.

Pos terkait