Ini Yang Dibahas Dalam Ratin Serikat Pekerja Musashi 

Bekasi, KPonline  – Pimpinan Unit Kerja (PUK) SPAMK FSPMI PT Musashi Auto Parts Indonesia mengadakan ratin (rapat rutin) di Hotel Ayola, Lippo Cikarang, Bekasi pada hari Selasa (24/7) sore. Ratin ini dihadiri Ketua PUK FSPMI Musashi Mulyadi, Sekretaris PUK Suroto, jajaran pengurus PUK, biro, Garda Metal dan perwakilan anggota (pleno). Dalam ratin ini dibahas mengenai berbagai isu terkini seputar perburuhan. Selain itu, ratin juga membahas mengenai agenda penting internal organisasi. Diantaranya mengenai rencana pendidikan, informasi upah, informasi hasil perundingan bipartit dan rencana perayaan HUT kemerdekaan RI ke 73.


Ketua PUK Musashi Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih kepada perwakilan anggota (pleno) yang sudah mau meluangkan waktunya untuk menghadiri rapat organisasi. Selain menyampaikan masalah internal organisasi, Mulyadi juga menyoroti isu magang yang akhir-akhir ini pemerintah daerah (pemda) kabupaten Karawang terus menerus sosialisasi ke perusahaan-perusahaan. Salah satunya ke PT Musashi Auto Parts Indonesia yang berada di kawasan Surya Cipta, Karawang. “Awal bulan juli, pemda Karawang sedang gencar gencarnya menekankan untuk implementasi masalah pemagangan. Tidak tanggung-tanggung, wakil bupati yang turun langsung ke perusahaan-perusahaan. Ini yang harus sama-sama kita waspadai, “kata Mulyadi dengan nada serius. Lebih lanjut, Mulyadi juga mengingatkan kepada anggota untuk kembali fokus pada masalah upah di akhir tahun 2018 nanti, selain fokus pada buruh go politik.

Bacaan Lainnya


Isu magang menjadi fokus perhatian Serikat Pekerja, khususnya FSPMI maupun KSPI. Pasalnya Presiden Jokowi pada bulan Desember tahun 2016 lalu, telah mendekarasikan Program Pemagangan Nasional di Kawasan KIIC, kabupaten Karawang. Pemerintah berdalih, magang bisa menjadi solusi dalam menyelesaikan permasalahan SDM dalam ketenagakerjaan. Lebih mengkhawatirkan lagi, Kamar Dagang (Kadin) Indonesia pun mengamini apa yang disampaikan pemerintah dengan menyatakan mendukung program magang. Padahal magang sejatinya hanya akan menimbulkan masalah baru dalam dunia ketenagakerjaan. Bahkan Deputi Presiden FSPMI Obon Tabroni pernah menyebutkan bahwa magang lebih buruk daripada outsorcing.

(Ed)

Pos terkait