Bangkok,KPonline – Lebih dari 60 perwakilan serikat pekerja dari 13 negara bertemu di Bangkok, Thailand, minggu ini dalam agenda IndustriALL Global Union ICT, Electrical and Electronics World Conference untuk menetapkan rencana aksi empat tahun pada saat meningkatnya ketidakstabilan kondisi global ( 15/10/2019).
Dalam sambutanya co-chair IndustriALL, Takahiro Nonaka, dari perwakilan serikat pekerja Jepang JEIU / JCM mengatakan bahwa kondisi Dunia terfragmentasi dan terpecah. Ada banyak hal irasional yang terjadi dan serikat pekerja harus menjadi yang pertama untuk menunjukkannya dan memperbaiki situas tersebut.
“Kita membutuhkan masyarakat yang mengutamakan manusia dan itu membutuhkan kebijakan yang berkelanjutan. Kita harus memastikan ada keadilan dan kesetaraan di tempat kerja. ” tambahnya.
Konferensi yang berlansung pada pada 14 dan 15 Oktober 2019 mengidentifikasi tiga bidang utama aksi – kebutuhan untuk fokus pada rantai pasokan, mengorganisir pekerja tidak tetap, dan mengeksplorasi dan mempersiapkan masa depan kerja.
Sementara Prihanani Boenadi, dari FSPMI Indonesia, mengatakan digitalisasi dan otomasi adalah ancaman utama bagi pekerjaan pekerja, sementara eksploitasi pekerja pada kontrak tidak pasti merajalela. Industri 4.0 diperkirakan akan memukul pekerja dengan keterampilan menengah paling keras, yang mewakili mayoritas anggota serikat di sektor ini.
“Kami akan berdiri dan menuntut agar pengusaha dan pemerintah membayar Transisi yang Adil,” kata Sekretaris Jenderal IndustriALL, Valter Sanches. “Sektor TIK tumbuh dan paling terpengaruh oleh digitalisasi. Kita harus memastikan bahwa pekerja mendapat untung. ”
Dalam lima tahun terakhir, sebuah proyek IndustriALL di Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Vietnam, telah meningkatkan keanggotaan serikat sebanyak 20.000 dan menyebabkan pelatihan lebih dari 3.000 aktivis dan pekerja serikat buruh, di mana 30 di antaranya adalah perempuan, Kan Matsusaki, selaku direktur ICT, Electrical and Electronics IndustriALL melaporkan.
Asisten sekretaris Jenderal IndustriALL Global Union, Jenny Holdcroft dalam pendapatnya mengatakan pentingnya kebutuhan untuk meningkatkan serikat pekerja dan meningkatkan jumlah jaringan serikat pekerja dan perjanjian kerangka kerja global merupak suatu hl yang sangat jelas.
Paparan terhadap bahaya di tempat kerja adalah hal biasa di sektor elektronik elektrik ini. Dari perkiraan 200.000 bahan kimia yang digunakan dalam produksi perangkat elektronik dan peralatan listrik, hanya 1.000 yang telah diuji untuk batas paparan kesehatan kerja.
E-waste juga disorot sebagai masalah utama bagi industri. Dunia menghasilkan 44,7 juta ton e-waste per tahun, angka yang diperkirakan akan tumbuh hingga 120 juta ton pada tahun 2050. Afiliasi menyerukan lebih banyak tekanan pada merek untuk bertanggung jawab atas daur ulang yang aman dari produk mereka.
Disela-sela konferensi tersebut, peserta konferensi menyatakan solidaritas dengan para korban topan Hagibis yang mematikan, yang mencegah banyak peserta dari Jepang menghadiri pertemuan tersebut. Intensitas dan jumlah topan di kawasan itu meningkat, kata para afiliasi, yang mengakui ancaman perubahan iklim terhadap pekerjaan dan lingkungan.
Pada akhir konferensi, para peserta dengan suara bulat memilih kembali Prihanani Boenadi dan Takahiro Nonaka sebagai ketua bersama untuk sektor IndustriALL’s ICT, Electrical and Electronics dan menyetujui rencana aksi untuk empat tahun ke depan.