Harga Minyak Dunia Terjun Bebas, Akankah Harga BBM Turun?

Jakarta,KPonline – Harga minyak mentah dunia per Senin (9/3) kemarin tiba-tiba terjun bebas, dari USD50 /barrel menjadi USD 30/barrel. Sebelumnya harga minyak dunia pernah mencapai USD 90 /barrel bahkan di atas USD 100/ barrel

Kegagalan OPEC mencapai kesepakatan dengan sekutunya mengenai pengurangan produksi menyebabkan harga minyak dunia anjlok gila gilaan. Arab Saudi memangkas harga karena dilaporkan akan bersiap meningkatkan produksi, dan memicu kekhawatiran bakal terjadinya perang harga.

Bacaan Lainnya

Laman CNBC mengabarkan Senin (9/3/2020), harga minyak mentah berjangka Brent anjlok 30 persen menjadi USD 31,02 per barel, level terendah sejak Februari 2016.

Pada Sabtu pekan lalu, Arab Saudi mengumumkan diskon besar-besaran harga jual minyaknya untuk April. Negara itu juga dilaporkan bersiap untuk meningkatkan produksinya di atas angka 10 juta barel per hari.

Saudi kini memompa produksi 9,7 juta barel per hari, tetapi memiliki kapasitas untuk meningkatkan hingga 12,5 juta barel per hari.

“Kami melihat perang harga minyak OPEC dan Rusia dimulai akhir pekan ini, ketika Arab Saudi secara agresif memotong harga, di mana ia menjual minyak mentahnya paling banyak dalam setidaknya 20 tahun,” kata Analis Goldman Sachs, Damien Courvalin dalam catatannya.

“Prognosis untuk pasar minyak bahkan lebih mengerikan daripada pada November 2014, ketika perang harga seperti itu dimulai. Di mana, kejatuhan permintaan minyak yang signifikan juga karena Virus Corona,” tambah dia.

Goldman memangkas prediksi harga minyak Brent pada kuartal kedua dan ketiga menjadi USD 30 per barel, dan harga bisa turun ke posisi USD 20-an.

Sementara menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai untuk Indonesia sendiri dampak penurunan harga minyak dunia bisa dilihat dari dua sisi, positif sekaligus mengkhawatirkan.

Sisi positif akan dirasakan oleh PT Pertamina (persero). Menurut dia murahnya harga minyak mentah menurunkan beban impor yang dilakukan BUMN sektor migas ini.

“Kalau selama ini impor minyak kita cukup besar, berarti penurunan harga minyak ini jadi salah satu yang bisa memberikan Pertamina menurunkan beban untuk mengimpornya. Itu saya harap nanti akan terlihat dalam neraca Pertamina,” kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Meski memberikan keuntungan bagi Pertamina, namun Sri Mulyani juga mengkhawatirkan perang harga minyak mentah dunia yang dilakukan negara produsen. Sebab, penurunan harga akan berdampak pada pasar keuangan dan modal nasional.

Di tengah penurunan harga minyak mentah dunia ini juga membuat pemerintah mempertimbangkan untuk kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mengikuti tren penurunan harga minyak dunia di awal pekan ini.

Sementara Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, anjloknya harga minyak dunia membuat global terkejut termasuk Indonesia.

“Pagi ini, kita dihentakkan dengan perang oil, perang minyak yang kemudian membuat harganya turun dari 60 jadi 30 dollar AS. Ini contoh penurunan globalisasi,” katanya di Jakarta, Senin (9/3/2020). Ditambah lagi, seluruh dunia sedang menghadapi penurunan globalisasi karena merebaknya virus corona.

Pos terkait