Aliansi Buruh Subang Tolak Kenaikan Harga BBM dan Tuntut Kenaikan Upah Tahun 2023

Subang, KPonline – Sesuai instruksi DPP FSPMI untuk melakukan aksi unjuk rasa secara serentak di seluruh anggota Serikat Pekerja Anggota FSPMI Indonesia , Konsulat Cabang FSPMI Kabupaten bergabung dengan Aliansi Buruh Subang pada hari Kamis, 15 September 2022 melakukan aksi unjuk rasa secara bersama sama Menolak Kenaikan BBM bersubsidi, Sekaligus menuntut kenaikan Upah Minimum Kabupaten Subang Tahun 2023 sebesarr 15 persen.

Aksi ini dilakukan, karna dinilai kenaikan harga BBM, dapat memicu melonjak nya kenaikan harga bahan pokok lainnya. Sedangkan Upah Buruh masih jauh untuk mengimbangi kenaikan Harga bahan pokok yang di akibatkan oleh kenaikan harga BBM.

Bacaan Lainnya

Di mulai dari titik kumpul masing masing serikat Serikat Pekerja yang tergabung di aliansi Buruh Subang massa buruh bergerak menuju kantor Bupati Subang, adapun jalan yang terlewati oleh massa buruh adalah jalan Pantura Sukamandi, Patok beusi, Pabuaran, Cipeundeuy, Kalijati, Dawuan

Aksi penolakan BBM ini di hadiri pula oleh Mahasiswa Universitas Subang, juga ormas dari wilayah Purwadadi Subang. Aksi unjuk rasa penolakan BBM ini di warnai dengan aksi baca Puisi oleh Dewi dari PUK SPAI FSPMI PT Pan Pasific Nesia


Puisi yang di bacakan dewi yang juga salah satu Garda Metal Subang ini berisikan tentang derita buruh dan rakyat dengan adanya kenaikan BBM ini, dari mulai harga harga yang melambung tinggi, biaya sekolah anak, biaya hidup mereka sehari-hari sampai upah yang tidak naik yang sangat memberatkan dan menyiksa kaum buruh .

Dan diwarnai pula dengan Aksi long march, berjalan kaki massa buruh sambil membawa kendaraan bermotor nya,sebagai bentuk protes di mulai dari perempatan wesel Subang – menuju Kantor Bupati Subang. Aksi long march ini sempat memacetkan jalan yang menuju arah TOL Cilameri Subang dana arah pusatkan kota Subang, namun sangat di sayang kan sesampai nya di kantor Bupati Subang, Ruhimat Selaku Bupati kabupaten Subang seperti biasanya apabila buruh subang melakukan aksi tidak pernah ada di tempat, dan kali ini alasan nya Karena Sakit.,

Setelah serangkaian orasi yang di lakukan oleh para perwakilan SP/SB , dari FSPMI, KASBI, SPMKB, SPN, SPBMDIAS, dari wakil dari Mahasiswa yang menolak ada nya kenaikan BBM bersubsidi , pihak PEMDA Dan DPRD II Subang menerima perwakilan Massa Aksi di ruangan rapat Pemda subang.

Dan hasil pertemuan tersebut tidak memuaskan para buruh yang menginginkan Bupati dan DPRD II Kabupaten Subang sebagai sikap Penolakan terhadap kenaikan BBM bersubsidi untuk membuat surat penolakan

Namun yang di lakukan oleh pemerintah daerah hanya membuat surat yang isi nya menyampaikan aspirasi penolakan buruh terhadap kenaikan BBM bersubsidi,

Kekecewaan massa buruh di sampaikan juga oleh Fahmi salah satu anggota Jamkeswatch FSPMI Subang ;

“ Sungguh sangat di sayang kan sikap Bupati Subang , padahal tiga hari sebelumnya surat aksi unras sudah di sampaikan kepada DPRD II Subang dan Kantor Bupati Subang,

“Dan seharus mereka bisa mengkaji dan menganalisa serta memikirkan langkah konkret mengenai Aksi Penolakan BBM yang kami lakukan, Kalau hanya sekedar menyampaikan tuntutan kepada pihak Pusat Presiden dan DPR RI anak SMP juga bisa, miris sekali rakyat nya menderita mereka cuma bisa menyampaikan saja lewat ”

Hampir senada dengan Fahmi, Ujang tukang ES cendol yang juga terdampak dengan kenaikan BBM bersubsidi , Ujang hadir berjualan di antara massa aksi menyampaikan pada Tim Media Perdjoeangan Subang dalam Bahasa Sunda :

“ Pamarentah mah teleunges pisan ka rakyat teh, hirup geus susah hayo di tambah susah jeung naik na BBM. Dagangan amang jadi eweuh nu meulian da mereun pelanggan amang duit na beak jang meuli bensin “

Kalau di artikan kedalam Bahasa Indonesia kurang lebih artinya seperti ini:
“ Pemerintah itu sikap nya sangat keterlaluan kepada rakyat, hidup rakyat sudah susah di tambah susah lagi dengan kenaikan BBM, dagangan nya jadi tidak laku, karena pelanggan Es cendolnya uang nya habis buat beli bensin “

Setelah Putra dari perwakilan dari Aliansi Buruh Subang menyampaikan hasil pertemuannya dengan pihak DPRD II dan Muspika Kabupaten Subang , tepat pukul 17.10 WIB, massa aksi unjuk rasa meninggalkan kantor Bupati Subang dengan tertib.

KONTRIBUTOR SUBANG
Penuulis : AapKAsep
Fhoto : Wiwit dan Jepika

Pos terkait