Geruduk Semarang

Kisah duka dari Semarang, cerita serampangan yang tak bisa dicerna akal pikiran, secara logika, pun mendapat pengusiran, dari pembukaan sudah ada sedikit gangguan, tapi semua ini adalah tantangan yang harus dijalankan, sesuai dengan kami punya keyakinan bahwa kesejahteraan wajib diperjuangkan, walau dengan resiko kehilangan masa depan, ini hanya soal pilihan, yang dilindungi oleh ketentuan, tapi tidak bagi mereka yang sok jagoan, tidak bagi mereka yang sambil berkacak pinggang berkata “opo iku undang-undang ?”

Cover depan melukai perasaan, halaman per halaman menciderai nilai-nilai kebersamaan, lekas bisa disimpulkan, ini bukan karangan tapi fakta di lapangan, banyak keanehan, sarat kejanggalan, penuh intrik dan kepentingan, tingkah tengik penyebab muntah tak tertahankan, serta mengundang keprihatinan, di tahan tahan tapi tak tertahan, dibuat sabar justru semakin terbakar, di bawa tenang malah mengusik ketenangan, sampai mengganggu nikmat nya tidur malam, ini perlu ada pembelaan serta perlawanan, berdiam diri ketika terjadi intimidasi, apalagi terjadi pada saudara kami, sama sekali tidak ada dalam kamus organisasi kami, sebab diri ini punya keteguhan, diujung perjalanan, kami pasti akan keluar sebagai pemenang, lihat saja nanti, kami akan buktikan, akan kami buat kalian berenang dalam jurang penyesalan karena telah memilih kami menjadi lawan.

Bacaan Lainnya

Bagaimana mungkin hanya kawan kami ingin punya wadah, kalian resah bak tengah menghadapi wabah, bagaimana mungkin hanya sebab kawan kami berorganisasi, lantas dibalas dengan perlakuan tak manusiawi, bagaimana mungkin hanya kawan-kawan kami berserikat, lantas kalian kehilangan akal sehat, isi kepala berangsur jahat, tindak tanduk berubah menjadi kalap, dimata kami kalian sedang berakrobat, kalian lucu tapi tiada manfaat, dan sama sekali tak bermartabat, kalian buta kalian tuli, tak punya rasa, tak punya hati, berorganisasi itu dilindungi oleh aturan, berkumpul itu dibolehkan,

Siapa kalian ? berani-beraninya melawan lembaran-lembaran negara, sehebat apa kalian hingga mengangkangi kitab perundang-undangan ? siapa dibelakang kalian, bukankah ini adalah hal yang sangat elementary, tapi ternyata kalian belum juga bisa memahami, belum sampai kah kalian pada pelajaran ini ? atau memang bab ini dianggap basa basi ? atau saat pembahasan ini kalian lagi pulas bermimpi, padahal ini adalah pondasi dari terbangun nya sebuah harmonisasi, atau memang kadar intelegensi kalian yang tak memadai ? lalu atas dasar apa kalian bisa menjadi petinggi di perusahaan yang tak bisa dikatakan kecil ini, atas dasar apa kalian bisa-bisanya mengambil keputusan yang jelas-jelas bisa merugikan tempat kalian mencari makan.

Tindakan kalian membabi buta, persekongkolan busuk di depan mata, koalisi penuh ambisi, demi terpenuhi nafsu birahi, gaya presentasi penuh harapan, pemaparan tentang kebersamaan dan perjuangan, slide per slide seolah kebaikan, padahal semua adalah kepalsuan, langsung eksekusi saat bertemu kegagalan, pekerja yang berserikat kalian sekat, masuk daftar untuk dijerat, kalian anggap kawan kami virus menular yang mematikan, diasingkan dari pergaulan, dihinakan dalam penempatan, dinistakan di keseharian, diintai bak anggota teroris, ini nyata kekerasan dalam psikis, peran kalian sangat antagonis, jauh dari kata humanis, kalian begitu sadis, ingat… no justice no peace

Lingkaran kejahatan ini tak bisa didiamkan, kalian bersembunyi di dalam pasal, agar semua terlihat halal, demi gengsi si kantong tebal, mutasi tanpa kejelasan seolah menjadi senjata mematikan, bersedia ditempatkan dimana saja seolah menjadi kalimat mantra, dari menjaga kamar mandi sampai menjadi penunggu ruang ganti, menjadi pengamat rerumputan, menimang nimang bebatuan, kalian kejam tak berperasaan, layak dihentikan, dituntaskan selanjutnya mari membuat perhitungan, tunjukkan batang hidung kalian, keluarlah dari persembunyian, lalu jawab kami punya pertanyaan, apa salah kawan-kawan kami ? ada apa dengan pilihan organisasi kawan-kawan kami ? ada apa dengan pilihan warna bendera kawan-kawan kami ? apa lantas kalian merugi ? apa kemudian mesin-mesin kalian mati suri ? kalian begitu alergi, kalian sangat panik sampai-sampai tingkah kalian begitu licik, jauh dari cerminan manusia terdidik,

Kini kami terpaksa hadir, kesabaran sudah menuju ke titik nadir, mungkin semua ini sudah takdir, kami akan menentang hingga akhir, saat ini kami terpaksa datang, membawa amarah yang tak kunjung padam, bak menggenggam bara api keabadian, kalian pantas disalahkan, peringatan sudah kami berikan, tahapan-tahapan sudah kami layangkan, namun kalian malah bertindak angkuh, maka dengan mengucap bismillah… mari berhadap-hadapan, kalian lupa dengan siapa kalian berurusan, kami biasa berteriak ketika coba dibungkam, kami biasa melawan ketika coba ditekan, bukan kah kalian tahu siapa kami ? ya benar, kami dilahirkan untuk ini.

Hey Mas… kalian sudah kelewat batas, memaksa kami untuk siap membalas, ini bukan kawan kami yang bernasib naas tapi kelakuan kalian yang menindas, kekurangajaran yang sepantasnya diberantas, arogansi yang mesti segera ditumpas, kalian adalah catatan kelam kota atlas, agar warga semarang tahu, bahwa disini ada makhluk-makhluk berkepala batu, dasar bikin malu, sedikitpun tak pantas kalian ada di kota ini, disini semua masih berpegang kuat pada tradisi, semua masalah dibicarakan dari hati ke hati, bukan seperti yang sedang kalian pertontonkan, merusak tatanan kehidupan, merampas kawan kami punya masa depan, mental kalian adalah sisa-sisa penjajahan ? sungguh sangat tak berkeprimanusiaan.

tetap semangat kawan, kalian adalah kami, satu tersakiti, semua merasakan, satu ter dzolimi, kami siap turun kejalan, menyuarakan dengan lantang akan ketidakadilan, sampai mereka menyesal dengan siapa mereka berhadap-hadapan, jangan pernah patah arang, walau apapun yang menghadang, semua ini memang tak mudah, tapi juga jangan lantas cepat menyerah, tetaplah melangkah, karena untuk menghadapi para bedebah, semangat dan tetap bergairah. yakin lah semua ini akan usai, kisah ini kan selesai, tak ada kejahatan yang abadi, karena kebaikan takkan pernah mati, salam dari kami, yang terus berupaya demi kalian dan kebanggaan.

Penulis :Sekretaris PC SPAMK FSPMI DKI Jakarta, Kuszairi

Dibacakan saat aksi solidaritas untuk PUK SPAMK FSPMI PT. GS BATTERY Semarang, Selasa, 21 September 2021

Pos terkait