FSPMI Bogor dan Mimpi-mimpi yang Harus Diwujudkan

Bogor, KPonline – Siang itu, 29 Maret 2017, adalah untuk yang pertamakalinya saya menginjakkan kaki di kantor Konsulat Cabang FSPMI Bogor. Lokasinya cukup strategis. Dekat Kawasan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bogor. Persis di pinggir jalan raya KSR Dadi Kusmayadi.

Setiap kali datang ke kantor cabang FSPMI, hati saya selalu berdebar. Saya tahu, di balik bangunan itu tersimpan kisah panjang perjuangan. Hampir semua kantor dibangun dengan biaya patungan dari anggota.

Ketua Konsulat Cabang FSPMI Bogor Willa Faradian menceritakan, pada awalnya mereka membeli tanah seharga lebih kurang 400 juta. Lalu pembangunan gedungnya menghabiskan biaya yang kurang lebih 450 juta. Dengan dana hampir 900 juta, kantor kebanggan FSPMI Bogor ini berdiri megah.

Tentu saja, awalnya adalah keberanian. Juga soal kepercayaan. Berani memiliki gagasan dan cita-cita besar, bahwa buruh memiliki kemampuan untuk membangun sekretariatnya sendiri. Percaya bahwa dana yang terkumpul tidak dipergunakan untuk kepentingan pribadi para pengurusnya. Itulah yang kemudian dibuktikan.

Tidak hanya Bogor yang melakukan ini. Bekasi, Tangerang, Purwakarta, dan di berbagai daerah lain, FSPMI membangun kantornya sendiri. Mereka memiliki kantor atas nama organisasi.

“Lantai satu kami rencanakan untuk koperasi pekerja,” kata Willa.

“Sebelah sini untuk klinik pekerja,” dia melanjutkan. Terkait dengan klinik pekerja, pihaknya akan bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Di lantai satu ada dua ruangan. Kedepan, ruangan itu akan digunakan untuk koperasi dan klinik. Dia menjelaskan, semua itu akan dikelola organisasi. Bukan milik pribadi.

Sementara itu, untuk kantor Konsulat Cabang FSPMI Bogor akan dipusatkan di lantai dua. Tidak hanya untuk kantor FSPMI. Di lantai dua juga akan disediakan satu ruangan untuk LBH FSPMI Bogor.

“Kebetulan di sini dekat pengadilan, jadi kami bisa berperan serta memberikan bantuan hukum bagi masyarakat Bogor,” ujarnya.

Sore itu, bertepatan dengan kunjungan DPP FSPMI ke Bogor, saya serasa mendapatkan kehormatan bisa mendengarkan gagasan besar itu. Satu hal yang selalu saya syukuri, ada banyak kawan memiliki pemikiran cemerlang. Jika boleh disebut mimpi, itu adalah mimpi yang indah sekali. Alih-alih membuatnya semakin terlelap, kader-kader FSPMI dengan penuh disiplin justru bahu-membahu mewujudkan mimpi itu menjadi nyata.

Seorang aktivis FSPMI Bogor yang saya lupa namanya, mengajak saya untuk memayangkan, jika koperasi pekerja ini memiliki seribu anggota aktif. Kemudian koperasi bisa menyediakan kebutuhan pokok mereka setiap bulan, maka akan terbentuk kekuatan ekonomi yang dahsyat. Nantinya beras yang kita jual akan kita beli langsung dari petani. Dari sini kita akan terbangun kekuatan ekonomi rakyat. Tidak lagi bergantung pada kapitalis.

Mereka, FSPMI Bogor, serius dengan gagasan ini. Tidak hanya untuk FSPMI. Satu hal yang menarik, mereka juga mengajak serikat pekerja lain untuk bergabung dalam koperasi ini. Dengan demikian, koperasi yang akan terbentuk adalah koperasi untuk semua pekerja.

Saya tahu, mereka akan bersungguh-sungguh mewujudkan gagasan itu.