Dukungan Untuk Petani Kendeng Terus Mengalir

Jakarta,KPonline – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kediri Raya menggelar aksi solidaritas untuk Kendeng di bundaran Sekartaji Kediri. Mereka meminta pemerintah belajar dari bencana longsor Ponorogo untuk lebih menjaga alam dari kerusakan industri.

Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kediri menggelar aksi solidaritas bersama untuk Kendeng. Mengusung sejumlah poster berisi kecaman kepada pemerintah terhadap nasib yang diterima para petani di Kendeng, Jawa Tengah, mahasiswa Kediri meminta pemerintah menghentikan operasional pabrik semen di sana.

Bacaan Lainnya

“Bencana alam sudah kerap terjadi, pemerintah harus mulai memperhatikan itu,” kata Upit Farikhman, koordinator aksi, Minggu, 2 April 2017. Upit juga menyesalkan sikap pemerintahan Presiden Joko Widodo yang terlihat lamban dalam merespon kasus Kendeng hingga menelan korban jiwa seorang aktivis petani saat melakukan aksi di Jakarta. Padahal sengketa ini bisa tuntas jika semua pihak berpihak pada keseimbangan alam dan tak terlalu mengeksploitasi alam

Sebelumnya sejumlah elemen di Jakarta Juga melakukan aksi pasung kaki di depan Istana Negara. Tercatat sebanyak 26 orang yang berasal dari berbagai lembaga/organisasi masyarakat sipil. Diantara relawan yang ikut aksi pasung kaki tersebut terdapat beberapa warga Papua yang juga ikut cor kaki sebagai bentuk dukungan terhadap petani Kendeng.

Ikutnya beberapa orang warga Papua ini dalam mendukung aksi perjuangan Kendeng menandakan bahwa perjuangan Kendeng adalah perjuangan rakyat Indonesia. Di mana saat ini terdapat banyak sekali terjadi konflik-konlfik agraria di tanah dengan berujung kepada aksi-aksi perampasan sumber-sumber agraria dan pengrusakan lingkungan yang dilakukan oleh korporasi-korpasi baik lokal maupun asing yang mengancam kehidupan masyarakat.

Dalam testimoninya, salah seorang perwakilan warga Papua yang ikut dipasung mengatakan bahwa apa yang dialami oleh sedulur sikep Kendeng juga sering dialami oleh orang Papua di mana ruang-ruang hidup masyarakat dirampas oleh kepentingan-kepentingan korporasi. Tidak jarang diantara mereka yang harus tewas dalam proses mempertahankan ha katas ruang hidup tersebut seperti yang dialami bu Patmi beberapa waktu lalu.

Pos terkait