Ditolak Banyak RS, Jamkeswatch Terus Berjuang Selamatkan ‘Hapsoh’

Garut, KPonline – Tim relawan Jamkeswatch gabungan berangkat ke Garut sejak kemarin (31/8) segera melakukan evakuasi warga atas nama Hapsoh penderita tumor mata ke rumah sakit pada sabtu (1/9). Ini mereka lakukan setelah relawan melakukan opservasi dengan pasien dan dirasa cukup, serta atas kesepakatan yang diperoleh melalui rapat kecil dengan perangkat RT/RW lurah dan camat.

“Akhirnya menuai kesepakatan untuk uji nyali (test case) membawa pasien ke rumah sakit dimulai dari puskesmas yang katanya sudah pernah di bawa ke puskesmas Garut akan tetapi lucu pihak puskesmas tidak mempunyai data dari pasien atas nama ibu Hapsoh yang tinggal di ciamana RT 10/09 desa Sindang ratu kecil Wanaraja Garut tersebut.” jelas Budi Santoso salah satu tim Jamkeswatch yang ikut berangkat ke Garut.

Bacaan Lainnya

“Hingga akhirnya kita minta rujukan ke RSUD Garut untuk di tindakan medis di Igd RSUD Garut, namun karena tidak ada fasilitas yang menunjang dan tidak ada dokter untuk sepecialis mata di RSUD Garut maka pasien hanya di kenakan rawat jalan dan di rujuk lepas untuk berobat ke RS Cicendo.” papar Budi.

“Akan tetapi di RS Cicendo ketika pasien ibu Hapsoh dimasukan ke IGD di tolak dengan alasan pasien tidak masuk kedalam kategori kegawatdaruratan, hal ini menyebabkan kami (relawan Jamkeswatch) sempat berjibaku adu mulut antara dengan MOD RS Cicendo.” lanjutnya.

Hingga pada akhirnya relawan mengalah memilih keluar untuk membawa ibu Hapsoh ke RS lain, selain untuk meredam amarah para relawan Jamkeswatch.” ungkap Budi.

Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, pemerintah dan semua pihak serta mengingatkan agar kedepannya RD Cicendo tidak menolak lagi pasien orang miskin.” Ujar Rismanto, Jakmeswatch Bekasi yang juga iku melakukan advokasi pasien Hapsoh.

*Di RSHS, Hapsoh Kembali di Tolak*

Tak putus asa sampai disini, setelah di tolak di RS Cicendo dengan alasan rujukan tidak ada relawan Jamkeswatch kembali berjuang agar Hapsoh segera mendapatkan tindaka medis yang layak. Maka diputuskan untuk di bawa ke RSHS (rumah sakit Hasan Sadikin) Bandung dengan di bantu relawan Jamkeswatch Bandung raya dan relawan independen dengan harapan bisa di terima dan di lakukan tindakan medis di RSHS tersebut.

Akan tetapi pihak Igd menolak juga dengan alasan tidak dalam kategori kegawatdaruratan,
akhirnya dengan tangan hampa tim relawan Jamkeswatch berkordinasi dengan pihak keluarga dan aparat desa untuk membawa pulang Hapsoh.

“Hari senin kita akan kembali lagi dengan membawa rujukan dari puskesmas ke Poly ROO RS Cicendo, yang akan di kawal aparat desa serta relawan Jamkeswatch Bandung.” jelas Rusmanto.

Sebuat perjalanan dan perjuangan yang menyayat hati, bahkan atas dasar kemanusiaan pun sudah tidak di anggap, masih kalah dengan regulasi ‘orang miskin di larang sakit’.

(Omp/jim).

Pos terkait