Purwakarta, KPonline – Di balik carut marutnya pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) beberapa waktu belakangan ini, mulai dari berkurangnya jumlah Rumah Sakit yang bekerjasama dengan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hingga hal lain, membuat masyarakat dirugikan.
Lahir sejak 1 Januari 2014, pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ternyata belum maksimal.
Padahal masyarakat sangat antusias terhadap penyelenggaraan program tersebut yang digelar melalui BPJS Kesehatan.
Basuni (Pak Oyok) asal Kampung Sukamaju (Cisaray), Desa Suka jadi, Kecamatan Pondok Salam, Kabupaten Purwakarta dibantu Didin Hendrawan beserta Tim Jamkeswatch bentukan FSPMI Purwakarta dalam mendapatkan fasilitas pelayanan JKN.
Sabtu 2 Februari 2019, setelah dijemput serta ditemani dengan bantuan advokasi, Basuni akan menjalani operasi batu ginjal dan prostat.
Bisa kita simpulkan bahwa pelayanan BPJS Kesehatan masih jauh dari harapan, seharusnya Basuni bisa mendapatkan program Jaminan Kesehatan Nasional tanpa perlu bantuan Didin Hendrawan beserta Tim relawan Jamkeswatch bentukan FSPMI Purwakarta.
FSPMI merupakan Garda terdepan saat ini dalam bersuara, memperjuangkan kesejahteraan yang berkeadilan sosial, namun bukan untuk buruh saja akan tetapi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.
“Bangkitkan rasa peduli antara kita. Kepedulian dan berbagi rasa pekerja dengan masyarakat, pemerintah dengan masyarakat serta antar warga masyarakat,” ucap Didin Hendrawan.
Kesehatan merupakan hal yang perlu kita jaga sebagai insan manusia. Pola hidup sehat dan teratur tentu bisa meminimalisir datangnya suatu penyakit.
“Dua hal yang hampir punah di Negeri ini yaitu gotong royong dan rasa peduli. Dengan semakin tingginya tingkat kemiskinan dan warga yang sakit, harapan kami pihak Rumah Sakit, BPJS Kesehatan dan Dinas terkait turut membantu dan mempermudah kepada mereka dalam mendapatkan fasilitas layanan kesehatan. Karena sehat adalah hak rakyat sepenuhnya,” tambah Didin.