Di Tengah Kemelut Badai PHK, Relawan Jamkeswatch Subang ini Rintis Usaha Ternak

Pamanukan, KPonline – Di tengah masa pandemi kerap kali terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)yang menimpa setiap karyawan perusahaan. Bahkan, ribuan kalangan pekerja yang ter-PHK sudah tidak lagi bisa dipungkiri.

Di mulai awal tahun 2020 gelombang PHK terus bergulir dari setiap kota/kabupaten, bukan hal yang tabu di mata sosok Reno, seorang relawan Jamkeswatch yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang (Kabid) hukum Jamkeswatch Subang.

Tidak jauh dari tempat tinggalnya yang beralamat di Kampung Kali Baru, RT 10/03, desa Tanjung Rasa, kecamatan Patok Beusi, kabupaten Subang peternakan itu dibuatnya.

Walau sudah berjalan belum lama namun usaha yang dirintisnya sudah menuaikan hasil yang signifikan. Selain bisa memutarkan uang hasil dari peternakannya Reno harus memutar otak supaya bagaimana caranya usaha ternak itu tetap berjalan.

Saat ditemui Koran Perdjoeangan di lokasi ternaknya, nampak terlihat beberapa ekor entog rambon, dan entog lokal berjejer sedang menikmati pakan yang diberikannya. Tumpukan telur pun terlihat dari kandang yang dialasi oleh jerami.

“Hampir 2 tahun saya menggeluti usaha seperti ini, sengaja hal ini saya lakukan untuk antisipasi ketika terjadi PHK. Merawatnya gak ribet cukup kasih makan gabah halus (dedek), kadang dicampur kangkung, dan air harus selalu ada. Karena habitat hewan ini emang tidak terlepas dari air,” terang Reno kepada Koran Perdjoeangan, Minggu(18/10).

Menurutnya, habitat hewan ini punya cara kawin dengan sistem koloni, jadi ketika ada yang mau memulai ternak bisa beli 4 betina, dan 1 jantan. Walau tidak seramai peternak lainnya namun disisi lain bisa memberikan keuntungan yang lumayan besar.

“Kadang saya tinggal bekerja, pulang kerja baru kasih makan lagi. Di sini ada beberapa jenis entok salah satunya jenis rabon. Para peternak sudah pasti paham entok rabon. Kurang lebih 40 hari ngeramin telurnya sampai ditetasin, masih anak pitik saja itu dihargain Rp 20.000/ekor. Nah kalau yang ini usia 1 bulan bisa dihargain kisaran mencapai Rp 50.000-60.000/ekor, lain halnya kalau harga entok jenis rabon yang harganya menggiurkan,” ungkap Reno sambil mengangkat hewan ternaknya.

Bisa diaturnya keuangan hasil dari penjualannya, Reno pun tidak hanya membeli hewan ternak dari daerah sekitar, namun dia membelinya di luar kota seperti Pekalongan, dan Indramayu.

Tak hanya membeli di luar saja Reno pun terus berupaya menjual hasil ternaknya keluar kota. Rintisan usaha yang menggiurkan untuknya karena saat ini para pembeli dari luar kota pun sudah mulai berdatangan sendiri ke tempat peternakannya.

Penulis: Jhole
Foto: Jhole