Daya Beli Turun, Buruh Akan Jalan Kaki Surabaya – Jakarta

Aksi KSPI menuntut agar harga-harga diturunkan.

Jakarta, KPonline – Salah satu alasan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (FSPMI – KSPI) melakukan longmarch Surabaya – Jakarta pada tanggal 5 hingga 10 Agustus 2018 nanti adalah menurunnya daya beli. Dengan berjalan kaki, buruh ingin menyampaikan ke masyarakat luas, bahwa kehidupan semakin sulit. Sesuatu harus dilakukan.

Jika ada yang bertanya, mengapa harus melakukan longmarch selama berhari-hari? FSPMI – KSPI menilai, longmarch merupakan langkaf efektif untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Ketika pendapat umum terbentuk, dengan sendirinya akan tercipta kontrol sosial.

Inilah yang kemudian akan mendorong masyarakat ikut mengawasi kebijakan pemerintah. Vox Populi Vox Dei. Suara rakyat adalah suara tuhan.

Mengapa daya beli buruh turun? Salah satu sebabnya adalah naiknya harga-harga. Terutama sembako, listrik, dan BBM. Sementara pada saat yang sama, kenaikan upah minimum hanya dipatok berdasarkan inflansi dan pertumbuhan ekonomi.

Selain upah, buruh juga menyoroti pemutusan hubungan kerja (PHK). Disebutkan, saat ini beberapa perusahaan mulai melakukan PHK terhadap buruh-buruh.

Jika harga-harga naik dan banyak buruh yang di PHK, ini menjadi semacam bencana. Apalagi banyak yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan pekerjaan.

Ironisnya, pemagangan semakin dibuka. Dalam praktek, ada keluhahan, pemagangan berubah menjadi cara bagi pengusaha untuk mendapatkan upah murah. Buruh magang hanya diberikan uang saku, tetapi melakukan pekerjaan yang sama dengan para pekerja di perusahaan tersebut. Pemagangan disalahgunakan.

Kembali soal longmarch, barangkali ini akan menjadi momentum tumbuhnya kesadaran baru bagi kaum buruh dan masyarakat. Masyarakat yang kritis, yang memiliki keberanian untuk menyampaikan bahwa ada yang perlu diperbaiki dari kebijakan ekonomi pemerintah. Bagaimanapun, kebijakan yang salah akan berdampak bagi semua.