Curhatan Buruh Perempuan Bekasi

Curhatan Buruh Perempuan Bekasi

Bekasi, KPonline – Bekasi menjadi salah satu kota Industri terbesar, bukan hanya di Indonesia tetapi terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Nama besar Bekasi sebagai kota industri terbesar se-Asia Tenggara pun masih menyisakan banyak keluhan, khususnya yang dialami buruh perempuan di Bekasi. Dalam momentum pertemuan di Kantor Konsulat Cabang FSPMI Bekasi, Sabtu (1/2/2025), sebut saja Mawar mengeluhkan masih adanya diskriminasi yang dialami buruh perempuan.

“Masih banyak buruh perempuan yang mengalami diskriminasi hingga berdampak ketakutan perempuan untuk berserikat,” kata Mawar, nama samaran buruh perempuan yang curhat kepada Koran Perdjoeangan.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa faktor komunikasi para HRD dalam tanda kutip sebagai pintu komunikasi pekerja dengan pengusaha sering menjadi pemicu terjadinya diskriminasi yang dialami pekerja.

“Komunikasi HRD kadang menjadi pemicu permasalahan, hal ini bukan tanpa alasan karena yang terjadi di perusahaan saya pun diduga dari lemahnya peran HRD dalam berkomunikasi dengan pihak owner,” ungkapnya.

Mawar juga mengatakan dirinya yang bekerja di sebuah perusahaan bonafit multinasional yang sudah ada serikat pekerjanya saja masih mengalami hal tersebut, apalagi yang pekerja perempuan yang bekerja di perusahaan kecil yang belum ada serikat pekerja.

“Kami yang bekerja diperusahaan cukup bonafit saja masih mendapatkan diskriminasi apa lagi di perusahaan-perusahaan kecil dan belum ada serikat pekerjanya,” kata dia.

Informasi yang dihimpun koran perdjoeangan dari laman resmi Disnaker Kabupaten Bekasi, setidaknya di Bekasi terdapat 7600 lebih perusahaan yang tersebar di 10 kawasan Industri dengan pekerja mencapai 845.691 pekerja lebih. Namun baru sekitar 1500 perusahaan yang ada serikat pekerja atau buruhnya berserikat.

Kebebasan berserikat pun tak dapat dinikmati para pekerja terlebih jika oknum HRD perusahaannya ‘ABS’ Asal Bos Senang dan regulasi tentang ketenagakerjaan yang kurang melindungi hak-hak buruh. (Yanto)