Command Center PLN Dengan Masalah Ketenagakerjaan

Bekasi, KPonline – PLN sudah memberlakukan program pekerja baru bernama Command Center (CC). Program pekerjaan baru ini sudah mulai dijalankan bertahap di berbagai daerah sejak tahun 2020 terkait sistem pengaduan pelanggan.

Sekilas sistem Command Center ini mirip dengan Call Centre PLN 123 yang menerima setiap keluhan pelanggan PLN melalui media online. Sehingga menjadi pertanyaan kenapa Command Center tidak dijadikan Pekerjaan untuk Call Centre PLN 123. Apalagi jika dikaitkan dengan anggaran yang harus keluar di tengah-tengah informasi yang mengatakan PLN selalu rugi.

Alih-alih untuk memudahkan melayani keluhan masyarakat justru dalam awal pelaksanaannya menimbulkan keluhan yang dirasakan tenaga kerja. Hal ini justru memperpanjang masalah ketenagakerjaan di PLN.

Dari informasi yang dikumpulkan dari berbagai daerah, petugas CC diambil dari pekerja eksisting di setiap Unit Layanan Pelanggan (ULP) yang biasanya menjadi operator telepon dan radio serta memonitor pengaduan pelanggan yang masuk. Ini menjadi bukti bahwa CC membutuhkan pekerja yang berkualitas dari pengalaman yang mumpuni.

Di sini lah letak keluhan yang timbul. Pekerja eksisting dari ULP yang ada di pelosok daerah harus mau pimdah ke tempat kerja baru yang jaraknya sangat jauh dari tempat tinggal. Ini karena tempat CC dijadikan satu tempat dari beberapa kota/kabupaten yang jaraknya puluhan kilometer.

Keluhan muncul karena ada unsur pemaksaan. Seorang pekerja pernah menyampaikan kalau dia tidak diberi pilihan, harus mau.

“Kalau tidak mau akan dianggap mengundurkan diri”, ungkap dia yang di wilayah Jawa Barat. Informasi yang sama juga diungkapkan dari pekerja luar pulau Jawa.

Keluhan berlanjut yaitu pekerja yang dimutasikan untuk petugas CC tidak mendapatkan fasilitas komponen upah uang saku untuk transportasi. Hal ini mengingat jarak perjalanan yang jauh dan memerlukan biaya perjalanan yang lebih besar dari biasanya.

Masalah selanjutnya adalah jika pekerja harus pindah rumah atau mengontrak juga menjadi pengeluaran yang sangat besar bagi pekerja. Belum lagi jika pekerja yang sudah berkeluarga dan memiliki anak yang sekolah harus ikut membawa anaknya pindah sekolah sehingga menimbulkan benan biaya hidup yang semakin membengkak.

Masalah yang muncul di sistem CC ini semakin memanjang kasus buruknya kondisi ketenagakerjaan di PLN. Tentu saja perusahaan harus memikirkan kondisi pekerja jika ingin menghasilkan produktifitas yang baik.

Karena jika perlakuan terhadap pekerja saja buruk maka mustahil hasil kerjanya menjadi baik bagi masyarakat apalagi ini berkaitan dengan pelayanan publik dan kelistrikan yang rentan terhadap bahaya.

Penulis : Chandra
Foto : Chandra