Buruh Perempuan Tangerang, Mey : Omnibus Law Cipta Kerja, Pemerintah Tak Punya Hati Nurani

Tangerang, KPonline – Ratusan buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten/Kota Tangerang dan Tangerang Selatan, berangkat menuju Gedung DPR RI, Jalan, Jend. Gatot Subroto, Jakarta. Rabu (29/07/2020)

Sesuai dengan surat instruksi organisasi yang dikeluarkan Konsulat Cabang FSPMI Kab/Kota Tangerang dan Tangerang Selatan, no.00842/B/KC-FSPMI/TNG/VII/2020, tertanggal 27 Juli 2020.

Dalam tuntutannya, FSPMI secara tegas menolak Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Kerja, yang rencananya akan dibahas dan di sah kan oleh Pemerintah dalam kondisi Pandemi Covid-19.

Buruh menyayangkan sikap arogan pemerintah yang tetap membahas untuk melegalkan RUU Omnibus Law Cipta Kerja dalam kondisi pandemi Covid-19.

Berita terkait :  Desak Hentikan Pembahasan Omnibus Law, KSPI Geruduk DPR RI

Menurut buruh, RUU Omnibus Law diciptakan untuk para pengusaha, bukan untuk kesejahteraan buruh tapi merugikan kaum buruh. Diantaranya
1. Hilangnya Upah Minimum Kabupaten/Kota.
2. Hilangnya Upah Minimum Sektoral.
3. Hilangnya Pesangon.
4. Hilangnya Cuti Haid/Melahirkan bagi pekerja/buruh perempuan.

Salah satu buruh wanita dari Tangerang, yang turut hadir dalam aksi unjuk rasa, Mei Wahyu Pemiluwati membenarkan RUU Omnibus Law Cipta Kerja, sangat merugikan kaum buruh, tak ada jaminan dan kepastian kerja. Kata Mei, saat diwawancarai Media Perdjoeangan.

Wanita kelahiran Purwodadi, Jawa Tengah ini, menambahkan kami sebagai buruh perempuan menolak tegas Omnibus Law ini, dimana cuti haid/melahirkan akan ditiadakan. Bagi kami sakit rasanya, bila hak cuti kami sebagai perempuan sudah tidak ada lagi.

“Cuti melahirkan hilang, artinya baru melahirkan masa sudah harus kerja, apa pemerintah tidak punya hati nurani”. Tegasnya

Disisi lain, dalam kondisi seperti ini seharusnya pemerintah tidak lagi bahas RUU Omnibus Law, lebih baik pikirkan kebutuhan rakyat dan buruh tercukupi dan terpenuhi karena banyak yang kehilangan penghasilan bahkan kehilangan pekerjaan.

Mei berharap pemerintah harus lebih mementingkan rakyat dan kaum buruh agar bisa lebih sejahtera, dibanding memikirkan pengusaha yang notabenenya hanya memikirkan profit perusahaan dan memiskinkan kaum buruh. Ungkapnya penuh harap.

Penulis : Chuky
Photo : Kontributor Tangerang