Bersama SPI, Petani Sumut Akan Kembangkan Agroekologi Untuk Kedaulatan Pangan

Deli Serdang, KPonline – Bertempat di salah satu kediaman seorang petani yang beralamat di jalan Kebun Sayur Pantai Labu, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Petani Agroekologi gelar pertemuan guna pengembangan pupuk tanpa bahan kimia, kamis (3/8/2023).

 

 

Dihadiri oleh petani Agroekologi yang ada di Sumatera Utara, kegiatan yang bertema “Agroekologi Untuk Kedaulatan Pangan” ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Drs. H. Henry Saragih yang menjadi pembicara mengungkap pandangan baiknya pupuk tanpa bahan kimia bagi ekonomi dan kesehatan petani.

 

 

Dalam kata sambutannya Henry mengatakan bahwa Agroekologi merupakan sebutan untuk petani yang mengelolah pertanian tanpa modal atau pupuk tanpa bahan kimia.

 

“Agroekologi adalah sebutan pertanian yang pupuknya tanpa bahan kimia. Kata ini hanya ingin menyatukan kebanyakan kata seperti yang hawam seperti Organik dan lain-lainnya. Ya, bertani tanpa modal atau pupuk tanpa bahan kimia lah” Jelas Henry.

 

 

Lebih lanjut, Henry yang juga didampingi pengurus SPI tingkat pusat, Provinsi maupun pengurus tingkat Kabupaten ini juga menjelaskan bahwa Agroekologi bukanlah pertanian model baru.

 

 

“Pupuk tanpa bahan kimia bukanlah hal baru, dari awal sudah seperti inilah cara bertani petani Indonesia, tetapi karena perkembangan, penggunaan pupuk tanpa bahan kimia terkikis dan berangsur menghilang mulai tahun 70an. Kurang lebih 50 tahun kita memakai pupuk dengan kimia. Jadi anak-anak muda kurang paham terkait bertani tanpa bahan kimia. Pada tahun 70an, penggunaan kompos dianggap aneh oleh masyarakat bahkan Pemerintah pada saat itu. Tetapi belakangan ini, dampak dari perang Rusia – Ukraina, Pemerintah sudah mau kembali kecara pertanian tanpa bahan kimia. Kawan-kawan, perjuangan kita agak berat, mulai dari hal mensosialisasikan, memberi edukasi kepada para petani maupun masyarakat luas tentang Agroekologi. Sebagai contoh bahwa bahan kimia seperti pupuk, racun dan hal lainnya yang menggunakan bahan kimia juga berbahaya bagi kesehatan sayur-sayuran, buah-buahan dan Petani itu sendiri” jelas Henry

 

 

Masih dalam pertemuan tersebut, Subali yang merupakan pengurus pusat pelatihan Agroekologi yang bertempat di Kisaran Kabupaten Asahan juga menyampaikan kebanggaannya terhadap para petani yang sampai hari ini masih bertahan menggunakan pupuk tanpa bahan kimia dan berkembang.

 

 

“yang pertama saya bangga dengan para petani yang masih bertahan dengan Agroekologi dan berkembang. Bapak-bapak dan ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan ini adalah para senior dalam Agroekologi. Dan semakin maju, semakin berkembang dan ada pula yang hari ini hadir, hasil dari pertanian tanpa bahan kimia tersebut menjadi unggulan di daerahnya. Maka kedepannya kita akan bersama-sama mengembangkan hal ini, menemukan wadah penerima hasil pertanian ini” urainya.

 

 

Dalam pertemuan yang diikuti lebih kurang 20an petani ini juga dihadiri Sekretaris Desa Skip Kecamatan Lubuk Pakam. Dalam kata sambutannya, ia mengatakan bahwa akan membantu dan berkolaborasi untuk mensosialisasikan Agroekologi kepada Warga sekitar.

 

 

Ditengah-tengah pertemuan, Para Petani Agroekologi yang dipandu oleh Subali saling menyampaikan pandangan dan cara ataupun sharing pengalaman terkait bertani dengan pupuk tanpa bahan kimia. (MP)