Bekasi Baik dan Benar, Apa dan Mengapa?

Bekasi, KPonline – Obon Tabroni – Bambang Sumaryono mengusung tagline Bekasi Baik dan Benar. Tentu saja, ini bukan jargon yang sok-sokan agar terdengar hebat. Didalamnya tersirat sebuah doa, juga harapan, untuk menjadikan Bekasi lebih baik lagi.

Dengan mengusung tagline Bekasi Baik dan Benar, tentu saja, Obon tahu betul apa saja kekurangan dari kabupaten tempat ia dilahirkan ini.

Bacaan Lainnya

Bekasi memiliki kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Alih-alih ini menjadikan Bekasi sebagai kota industri yang modern, justru yang terjadi sebaliknya. Pengangguran masih banyak dijumpai. Mereka yang bekerja, kesejahteraannya juga memprihatinkan. Banyak buruh bekerja tanpa kepastian karena sistem kerja kontrak dan outsourcing.

Jalan-jalan dibangun, lebih untuk memanjakan para pemodal. Agar arus barang dari kawasan-kawasan industri bisa cepat sampai ke tempat tujuan dan para pengusaha bisa meraup untung lebih besar. Lihat di berbagai pelosok Bekasi. Jalan-jalan rusak banyak ditemui, dan kalaupun ada perbaikan lambat sekali. Berbeda jika itu jalan yang menghubungkan akses ke kawasan.

Kemacetan menjadi pemandangan rutin saban hari yang nyaris tanpa solusi. Ini sisi lain, yang selalu membuat banyak orang “naik darah” ketika melintas.

Sekolahan rusak? Tak usah jauh-jauh mencari. Di dekat kawasan industri EJIP, bahkan bisa ditemui. Bayangkan, ini terjadi di sebuah kabupaten dengan Kawasan Industri terbesar di Asia Tenggara. Ironis.

Sementara itu, di ujung sana, banyak petani merana. Tanahnya tak lagi subur, karena air yang mengaliri sawah mereka sudah tercemar limbah industri. Air yang mengalir tak lagi jernih.

Rumah sakit di Bekasi juga dianggap kurang memadai. Sudah begitu, kualitas pelayanan kesehatan juga tergolong rendah. Obon, sebagai Pembina Jamkeswatch — sebuah lembaga pemantau jaminan kesehatan — tahu betul kondisi ini.

Jika dilanjutkan, masih ada banyak hal yang harus diperbaiki di Bekasi. Dibutuhkan tulisan khusus, ketimbang sebuah status di fesbuk.

Namun demikian, Obon tidak menyalahkan siapapun. Dia justru merasa terpanggil untuk memperbaiki Bekasi. Menjadikannya Baik dan Benar.

Saya rasa, apa yang dilakukan Obon jauh dari ambisi pribadi dan kepentingan diri sendiri. Jika kelak masyarakat Bekasi mempercayai Obon sebagai Bupati, saya yakin keluarga dan teman sejawatnya tidak akan bermain proyek — taruhlah sebagai balas jasa. Mengapa? Karena Obon bisa melangkah sejauh ini dengan dukungan ratusan ribu orang, melalui jalur independen, tanpa ada transaksi (jual beli dukungan).

Dalam banyak pertemuan, ia telah menegaskan untuk tidak berkhianat. Saya rasa, Obon akan membuktikannya. (*)

Pos terkait