ASI, Bayi dan Organisasi

Batam,KPonline – Dengan menggendong anak bayinya, Sastri, anggota PUK Primo Batam, nampak semangat mengikuti pendidikan organisasi sejak pagi hari (31/3/18)

Baginya anak jangan di jadikan halangan untuk ikut berperan serta dalam kegiatan kegiatan positif seperti ini. menurutnya di lain sisi kesadaran orang tua, terutama para Ibu, terhadap asupan gizi si kecil perlu di utamakan juga, terutama asupan ASI. Mengapa? Kebiasaan anak yang di tinggal bekerja orang tuanya bekerja biasanya tidak optimal dalam memperoleh ASI.

Bacaan Lainnya

Karenanya waktu libur seperti inilah waktu yang bagus guna memberikan asupan ASI yang cukup kepada buah hatinya,dan ia tidak mau kehilangan momen tersebut.

Ia mengatakan jika bayi tidak diberikan ASI yang cukup maka kekebalan bayi akan menurun dan mengganggu tumbuh kembangnya. Bayi akan mudah terserang penyakit karena kekebalan tubuhnya lemah. Kematian bayi juga meningkat karena ASI eksklusif yang tidak diberikan. ASI eksklusif adalah hak bayi untuk hidup dan tumbuh kembangnya.

“Keuntungan secara ekonomi karena tidak perlu membeli susu formula yang mahal harganya” Tambahnya

Seperti kita ketahui tak semua buruh perempuan bisa mendapatkan ruang laktasi. Ketika mereka harus menyusui anaknya atau memerah Air Susu Ibu (ASI), banyak yang melakukannya di luar kantor, di kantin, bahkan di gudang dan di kamar mandi.

Meskipun hak-hak buruh perempuan sudah di atur di dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, akan tetapi jaminan perlindungan hukum tersebut masih banyak yang dilanggar dan tidak dijalankan.

Dalam pasal 83 pun di jelaskan Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja (Ali Gani)

Pos terkait