Ananto: Jika Lobby Mentok, Aksi Massa Jadi Pilihan

Ananto Prasetya bersama Kadisnaker Kab. Bogor Rahmat Sudjana ( Foto : MP Bogor/RDW)
Ananto Prasetya bersama Kadisnaker Kab. Bogor Rahmat Sudjana ( Foto : MP Bogor/RDW)

Bogor, KPonline- “Kami dari unsur buruh, akan terus berupaya agar lobby-lobby kepada pihak-pihak terkait terus dilakukan. Karena lobby, merupakan salah satu strategi kami di FSPMI dalam memperjuangkan kesejahteraan kaum buruh,” ungkap Ananto Prasetya, ketika ditemui Media Perdjoeangan pada saat audiensi antara DPC serikat buruh/serikat pekerja se-Kabupaten Bogor di Aula Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bogor pada Senin 31 Agustus 2020.

Pertemuan tersebut salah satu agendanya adalah penyampaian hasil kerja Dewan Pengupahan Kabupaten Bogor dalam proses perjuangan upah buruh yang ada di Kabupaten Bogor. “Kami sangat mengapresiasi atas hasil kerja yang telah dilakukan oleh Dewan Pengupahan Kabupaten Bogor, terutama yang berasal dari unsur buruh. Karena bagaimana pun juga, mereka adalah wakil buruh Kabupaten Bogor dalam proses memperjuangkan upah,” lanjut Ananto.

Bacaan Lainnya

Terkait dengan lobby-lobby yang selama ini telah dilakukan oleh buruh-buruh yang ada di Kabupaten Bogor, Ananto Prasetya selaku Panglima Koordinator Daerah Garda Metal Bogor, sangat mengharapkan agar proses penetapan UMSK 2020 Kabupaten Bogor berjalan dengan baik, dan memenangkan semua pihak.

“Terkait upah, memang ada tarik menarik kepentingan dari masing-masing pihak. Akan tetapi, seringkali pihak buruh yang dikalahkan jika sudah bicara soal upah. Oleh karena itu, lobby-lobby dari semua pihak perlu dilakukan. Terutama dari rekan-rekan buruh Bogor kepada pengusaha dan pemerintah daerah,” jelasnya.

Bagaiman jika lobby-lobby yang dilakukan mengalami jalan buntu ? Ananto menyatakan dengan tegas, bahwa buruh-buruh yang ada di Kabupaten Bogor, mau tidak mau harus melakukan aksi daerah secara menyeluruh. “Jika lobby-lobby yang dilakukan oleh kawan-kawan buruh sudah mentok, ya mau tidak mau, aksi massa yang massive dan menyeluruh akan menjadi pilihan. Meskipun bukan pilihan yang terakhir, akan tetapi aksi massa adalah pilihan yang bisa kita ambil,” tegas Ananto. (RDW)

Pos terkait