Aksi Buruh dan Media Perdjoeangan di Mata Soni Eka Putra

Medan, KPoline – Terkait aksi buruh Selasa 8 Agustus 2017 yang serentak secara Nasional dengan mengusung 8 tuntutan utama oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), memunculkan berbagai pendapat dari masyarakat.

Sebagaimana yang diberitakan menjelang aksi 8 8 17 oleh beberapa media tentang keikutsertaan buruh Sumatera Utara yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Provinsi Sumatera Utara (FSPMI Prov Sumut) dalam aksi serentak secara nasional tersebut, membuat Soni angkat bicara.

Lajang berusia 30 tahun yang merupakan seorang guru komputer di salah satu SMK swasta di Kota Medan ini, memberikan apresiasi terhadap pergerakan buruh yang dianggapnya sangat teratur, dan tidak egois dalam menyuarakan isu-isu perjuangan.

Pemuda pecinta alam bernama lengkap Soni Eka Putra ini mengatakan, “Hadirnya aksi-aksi Buruh belakangan ini sangat menunjukan kepedulian yang merata, karena bukan hanya berjuang tentang kepentingan buruh yang notabenenya dinikmati buruh saja, tetapi buruh juga memikirkan nasib semua kalangan, itu terbukti dari 8 tuntutan yang diusung pada aksi tanggal 8 agustus 2017 nanti dan aksi-aksi yang saya lihat sebelumnya.”

“Saya rasa wajarlah gerakan Buruh kita dukung dan salah lah jika ada masyarakat yang beranggapan Aksi tersebut tidak baik karena mereka yang beteriak-teriak, panas kena panas, hujan kena hujan, tak pernah mengeluh. Padahal yang mereka suarakan adalah suara kita/masyarakat juga.”

“Demo kan enggak salah, dilindungi kok oleh Undang-Undang, apalagi sekondusif (tidak anarkis) seperti demo buruh sekarang,” tambahnya.

Soni yang juga hobby menulis ini, juga mengungkapkan ketertarikannya terhadap Media Perdjoeangan. Baginya media ini mengangkat berita yang sangat mudah dicerna bahkan sangat mendidik.

“Ini adalah salah satu media dari beberapa banyak media yang bukan hanya mengangkat kabar berita saja, tetapi juga menjadi tempat belajar pembacanya. Karena tidak sedikit dari tulisannya yang menambah pengetahuan pembacanya, termasuk pengetahuan saya.”

“Padahal orang-orang yang ada didalam Media Perdjoeangan ini hanya berasal dari beberapa kumpulan para buruh bahkan ada yang sudah menjadi mantan buruh. Ini membuktikan bahwa buruh juga punya kemampuan pola fikir yang luar biasa, menepis pandangan kebanyakan masyarakat, yang mengatakan bahwa buruh hanya tahu menuntut dan berdemo saja,” takjub Soni.

Soni yang bukan terlahir dari kelas buruh juga menyampaikan ketertarikannya masuk melebur menjadi bagian dari pergerakan menuju keadilan bagi masyarakat dan kaum buruh lewat tulisannya kelak.

Begitulah soni menyampaikan pendapatnya tentang aksi-aksi buruh yang dianggap kurang baik oleh sebagian masyarakat yang kurang faham tentang arti dari sebuah pergerakan kaum buruh, serta ketertarikannya/keminatannya bergabung bersama Media Perdjoeangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *