5 Pejuang Buruh Indonesia Versi Okezone, Salah Satunya Presiden KSPI

Presiden FSPMI yang juga Presiden KSPI, Said Iqbal./Okezone

Jakarta, KPonline – Okezone menerbitkan sebuat tulisan berjudul ‘5 Pejuang Buruh Indonesia, Ada yang Bernasib Tragis’, Selasa (1/5/2018).

Disebutkan, beterpatan dengan May Day, rakyat pekerja atau buruh di seluruh dunia akan merayakan perjuangannya setelah sekian lama ‘dihisap’ oleh kendali ekonomi korporasi. Di Indonesia, perayaan Hari Buruh Internasional atau May Day 2018 biasanya dilakukan dengan aksi massa di kawasan-kawasan tertentu yang dianggap sebagai simbol kekuasaan.

Perjuangan para buruh tak terlepas dari para tokoh maupun pejuangnya. Berikut ini Okezone rangkum lima tokoh dari sekian banyak pejuang buruh di Indonesia:

1. Said Iqbal

Dirangkum dari berbagai sumber, Said Iqbal adalah salah satu tokoh buruh yang juga menjabat sebagai Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI). Ia tercatat sebagai lulusan sarjana teknik di salah satu universitas swasta di Indonesia dan master ekonomi di universitas negeri di Indonesia.

Said Iqbal pertama kali turun sebagai aktivis buruh sejak 1992 hingga saat ini. Karirnya sebagai aktivis semakin moncer ketika ia menahkodai KSPI.

2. Muchtar Pakpahan

Muchtar Pakphan adalah tokoh buruh yang mendirikan serikat buruh independen pertama di Indonesia. Karena usahanya yang gigih untuk memperjuangkan kenaikan gaji buruh, lelaki kelahiran Bah Jambi 2 Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara ini memperoleh berbagai penghargaan hak asasi manusia dari dunia internasional.

Pria kelahiran 21 Desember 1953 ini adalah pendiri DPP Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (1992-2003), yang merupakan organisasi buruh independen pertama di Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai anggota Governing Body ILO mewakili Asia, dan Vice President World Confederation of Labor, ILO.

Pada tahun 2003 dia meninggalkan Serikat Buruh dan mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat. Pada 2010 dia juga meninggalkan Partai dan memilih fokus di kantor pengacaranya Muchtar Pakpahan Associates dan mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI).

3. Marsinah

Marsinah hingga kini menjadi ikon perjuangan kaum buruh melawan penindasan. Dia lahir pada 10 April 1969 dan meninggal pada 8 Mei 1993 (usia 24 tahun).

Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik zaman Pemerintahan Orde Baru, berkerja pada PT. Catur Putra Surya (CPS) Porong, Sidoarjo, Jawa Timur yang diculik dan kemudian ditemukan terbunuh pada 8 Mei 1993 setelah menghilang selama tiga hari.

Mayatnya ditemukan di hutan di Dusun Jegong, desa Wilangan dengan tanda-tanda bekas penyiksaan berat. Marsinah pun menjadi salah satu pejuang buruh yang bernasib tragis.

4. Widji Thukul

Setali tiga uang, Widji Thukul memiliki nasib serupa dengan Marsinah. Pria bernama asli Widji Widodo itu meninggal di waktu dan tempat yang tidak diketahui. Aktivis buruh yang juga pejuang hak asasi manusia (HAM) itu hilang atau diduga diculik pada 27 Juli 1998.

Hilangnya Thukul di usia 34 tahun dan lahir di Surakarta, Jawa Tengah itu hingga kini tak diketahui rimbanya. Berawal dari peristiwa 27 Juli 1996 hingga kerusuhan 1998, Widji sering berpindah-pindah daerah dengan maksud bersembunyi dari kejaran aparat.

Thukul melakukan itu karena namanya salah satu dari aktivis yang masuk dalam daftar pencarian aparat militer. Upaya terus dilakukan untuk Thukul, namun hingga kini tak diketahui.

5. Agus Sudono

Agus Sudono merupakan tokoh buruh yang melintasi beberapa zaman, baik era Orde Lama, Orde Baru dan era Reformasi. Agus Sudono juga tercatat pernah menjadi anggota Badan Eksekutif Organisasi Buruh Internasional atau ILO.

Kiprah Agus dalam memperjuangkan nasib buruh tak hanya terdengar di Tanah Air, melainkan juga di beberapa negara lainnya. Selain itu, ia juga aktif menyuarakan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).