Upaya Menghidupkan Kembali Saung Buruh Jababeka

Bekasi, KPonline – Keberadaan saung buruh Jababeka semakin dilupakan dan ditinggalkan. Padahal, banyak kisah sejarah yang berawal dari sini.

Sebagai contoh, pada tanggal 29 Oktober 2012, Saung Buruh pernah mendapat serangan dari sekelompk massa bayaran yang diduga berniat untuk mengadu domba antara masyarakat Bekasi dengan Buruh yang notabene adalah masyarakat Bekasi juga.

Bacaan Lainnya

Saung Buruh porak poranda. Menggunakan senjata tajam, puluhan massa menghancurkan tempat yang biasanya ramai dengan kegiatan tersebut. Beberapa Buruh yang sedang berada dilokasi habis babak belur di hajar massa.

Ribuan buruh lainnya yang mendengar berita tersebut langsung berakasi, mereka hendak memukul balik dan mempertahankan Saung Buruh. Tetapi untuk mencegah konflik yang lebih besar, aksi tersebut dibatalkan.

Hancurnya Saung Buruh memang disayangkan, tetapi hal itu tidak menyurutkan langkah kaum buruh khususnya yang berada dalam naungan Forum Komunikasi Jababeka ( FKJ ) untuk berhenti berjuang. Bahkan mereka kembali bersama-sama memperbaiki dan mendirikan Saung Buruh lebih baik dari saat sebelum dihancurkan. Saung Buruh berhasil berdiri kembali.

Dari awal dibangun, keberadaan saung ini di back up penuh oleh PUK SPAI FSPMI PT Triwall. Mulai dari kebersihan, keamanan, hingga aliran listrik pun di sokong penuh oleh PUK tersebut.

Saat ini, kondisi perjuangan buruh Bekasi yang menemui masa sulit juga berimbas pada saung buruh sebagai sentral konsolidasi akbar dan kegiatan kegiatan buruh di PUK-PUK yang berada di kawasan Jababeka .

Suasana hening sering dijumpai. Saung Buruh menjadi sepi.

Layaknya bangunan tak berpenghuni, tampilannya tak terurus dan semakin dekil. Hal ini tak bisa lepas dari pindahnya pabrik Triwall ke kawasan lain. Kini kita tak bisa lagi menemui buruh-buruh Triwal yang sedang bersih-bersih dan merawat saung buruh ini.

Kondisi Saung Buruh ketika masih terawat dengan sering digunakan sebagai pusat kegiatan.

Kondisi saung yang sepi akhirnya mengusik beberapa ormas untuk menguasainya. Meski masih malu-malu dengan cara setiap siang hari mereka berkumpul hanya untuk sekedar ngobrol hingga “permisi” ke pemangku wilayah desa, di mana saung buruh tersebut berada.

Melihat hal ini, pengurus saung dan beberapa anggota dari beberapa PUK di Jababeka pun berinisiatif untuk mengadakan pertemuan dalam rangka membahas, “kemana saung buruh akan di bawa.“

Dalam pertemuan pada hari Senin, 18 September 2017, tercetus ide untuk membangun kembali Saung Buruh yang sudah reot dan membahayakan tersebut .

Akhirnya di bentuk lah tim kecil yang menjelma menjadi tim pembangunan Saung Buruh.

Atas restu Konsulat Cabang FSPMI Kab/Kota Bekasi Suprianto dan Amir Mahfudz penggalangan dana pun di lakukan. Ternyata antusias PUK di luar dugaan.

Keinginan berkumpul, sekedar sharing antar PUK hingga konsolidasi akbar ternyata masih mereka miliki .

Hampir sebulan pembentukan tim pembangunan yang diketuai oleh Fresa dari Showa yang sekaligus koordinator Garda Metal area Jababeka dan sekaligus pengurus Forum Komunikasi Jababeka bidang Organisasi sudah terlihat progres nya

Perlahan tapi pasti iuran pembangunan saung buruh terkumpul dan itu sangat luar biasa di tengah sepinya perjuangan di karenakan Jababeka juga termasuk obyek vital nasional.

“Kedepan kita akan bersama perbaiki Saung Buruh. Bukan hanya sekedar tempat buruh berkumpul melakukan rapat dan konsolidasi tapi sekaligus juga sebagai tempat belajarnya buruh tentang politik ekonomi dan kebangsaan,“ tegas Ketua FKJ, Sule.

Pos terkait