Meski Film Independen Terancam Dicabut Hak Edarnya, Relawan Obon Tabroni Akan Terus Berkarya

Bekasi, KPonline – Munculnya isu pencekalan trailer film berjudul Independen: Gerakan Politik Rakyat, mendapat tanggapan dari calon bupati Bekasi dari jalur independen Obon Tabroni. Pasalnya, film yang diluncurkan oleh relawan Obon tersebut terancam dicabut hak edarnya. Pasalnya, film tersebut diduga mengandung unsur yang tidak sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan per undang-undangan Pilkada 2017.

Menanggapi hal itu, Obon Tabroni menanggapi. “Duh kawan-kawan kan cuma menceritakan pengalaman mereka. Lagian isinya ga ada yang aneh-aneh. Susah amat sih berkreasi.”

Bacaan Lainnya

Ia pun meminta relawan untuk terus berkarya. “Buat relawan, terus berkaya terus berbagi,” tulisnya.

Berbagai reaksi muncul atas pencekalan terhadap film independen tersebut. Tetapi hal ini tidak membuat relawan Obon Tabroni gentar. Mereka justru bersemangat untuk terus berkarya. Sebab, dengan adanya isu pencekalan tersebut, karya yang mereka buat memiliki nilai. Setidaknya mendapatkan perhatian dari sejumlah pihak sehingga harus diawasi. Bukti bahwa gerakan relawan pasangan nomor urut 3 dalam Pilkada Bekasi ini layak untuk diapresiasi.

Hal ini seperti disampaikna seorang netizen, Yous Asdiyanto Siddik, menulis dalam beranda facebooknya.

Menurut Yous, film bercerita ini, jika disimak baik-baik, bukan bentuk kampanye hitam, hijau, kuning, merah atau putih. Yang diceritakan film ini adalah gerakan relawan yang berupa manusia-manusia ikhlas, yang berupaya untuk mewujudkan suatu mimpi. Bukan karena mereka relawan Obon semata, tapi siapapun relawannya, dan siapapun Obyek orangnya, gerakan relawan ini patut di apresiasi.

Berbentuk film pendek, karena dengan film lah salah satu cara untuk berbagi kreatifitas. Di Indonesia secara umum, dan bekasi khususnya, belum pernah ada gerakan relawan dalam moment apapun yang sedahsyat gerakan ini. Maka, sangat wajar sekali jika masyarakat luas perlu tahu hal-hal terbarukan seperti ini.

“So, kalau film bertema gerakan sosial ini dianggap melanggar, nampaknya terlalu berlebihan. Atau mungkin dari perasaan ketakutan yang akut ??” Tulisnya. (*)

 

Pos terkait