Tradisi Ziarah Kubur Saat Idul Fitri Untuk Mendoakan Para Leluhur

Banjar, KPonline – Umat Islam di seluruh dunia kini tengah merayakan kemenangan. Setelah sebulan penuh lamanya menunaikan ibadah puasa, menahan lapar, dahaga, nafsu dan berbagai perbuatan maksiat, kini telah sampai pada satu momen di mana diri kembali menjadi fitri atau suci.

Di Indonesia pada Jum’at – Sabtu, 21 & 22 April 2023, umat muslim melaksanakan Idul Fitri, meski waktu pelaksanaan lebaran terdapat perbedaan, namun hal itu tidak lantas menjadi penghambat untuk saling menghargai satu sama lain. Sebab, Idul Fitri adalah satu momentum bagi setiap umat Islam untuk menyucikan diri, menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.

Terlepas dari hal itu, ada satu kebiasaan baik yang seringkali dilakukan oleh sebagian besar umat Islam, utamanya di Indonesia saat Idul Fitri tiba. Yakni silatul arwah atau ziarah kubur ke para pendahulunya. Biasanya, ziarah kubur dilakukan setelah shalat Idul Fitri.

Menurut keterangan salah satu ustadz mengatakan bahwa ziarah kubur hukumnya sunnah. Tujuan utama dari berziarah adalah untuk mendoakan orang yang sudah meninggal dan tujuan lainnya adalah sebagai pengingat bahwa kita pun akan mati.

Selanjutnya beliau menjelaskan di dalam ziarah kubur, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan pada saat berziarah. Hendaknya mengucapkan salam pada saat memasuki area pemakaman, begini bacaan doa’nya:

“Assalamu’alaikum Ahlad diyar minal mu’minin walmuslimin, wainna Insyaallahu bikum laahiquun asalulloha lanaa walakumul ‘aafiyah”

Maksud dari membacakan doa tersebut, bahwa kita pun akan menyusul mereka hingga kita dianjurkan untuk membaca doa itu.

Alangkah lebih baiknya pada saat berziarah kita menghadap ke kiblat. Namun jika tempatnya sempit atau berdesakan menghadap kemana saja karena Allah pun tahu maksud doa tersebut.

“Baik bagi laki-laki maupun perempuan, sebaiknya ambil manfaat dan hikmah daripada tradisi yang baik itu. Sebab tidak melenceng dari syariat agama Islam,” pungkasnya. (Yanto)