Terkait Banjir di Badan Jalan, WAU dan JAKA Angkat Bicara

Deli Serdang, KPonline – Mendengar banjir dibadan jalan yang menyebabkan kemacetan dan kemogokan beberapa jenis kendaraan bermotor mogok, Willy Agus Utomo (WAU) yang merupakan Calon Legislatif DPRD Tingkat II Kabupaten Deli Serdang dan Jaringan Pemerhati Lingkungan dan Kegiatan Alam (JAKA) angkat bicara, Sabtu (29/12/2018).

WAU mengatakan agar Pemerintah yang memegang proyek pembangunan Infrastruktur dapat lebih memperhatikan situasi jalan yang hendak dibangun.

“Pendapat saya agar lebih diperhatikan pembangunannya. Mungkin niat Pemerintah baik untuk pengguna jalan dengan memberi pembatas jalan yang kokoh (Median) dengan tujuan mengurangi kecelakaan lalu lintas. Tetapi haruslah juga diperhatikan dampaknya diberbagai badan jalan yang juga tidak memerlukan Median karena kondisi yang dapat menyebabkan hal-hal lain,” tutur WAU yang maju mencalonkan diri menjadi anggota DPRD Kab. Deli Serdang dengan Nomor urut 6 dari Partai Gerindra dengan Daerah Pemilihan II Kab. Deli Serdang.

“Pada tempat yang biasa terkena banjir, lihatlah Median jadi penghambat aliran jadinya, belum lagi lubang penyusutan menuju parit yang sangat kecil itu juga terkesan tidak efektif untuk mengurangi kadar air. Harusnya lebih diperhatikan,” lanjutnya.

Selain WAU yang merupakan salah satu Caleg yang memasukan Kelestarian Lingkungan dan Alam dalam Visi Misinya, JAKA yang juga merupakan Organisasi Pemerhati Lingkungan dan Kegiatan Alam angkat bicara terkait banjir yang terjadi kemarin malam.

Melalui Isran yang merupakan Ketua Devisi Lingkungan JAKA mengatakan hal tersebut adalah ke anehan yang nyata dan perlu evaluasi terhadap kinerja pembangunan infrastrur yang menyebabkan tergenangnya air.

“Uni aneh. Sudah tahu jalan tersebut datarannya rendah, tetapi dipaksakan dipasang pembatas jalan yang kokoh dan tak mempunyai ruang. Lihatlah tergenangnya air yang menghambat air mengalir kedataran rendah dihadang oleh pembatas jalan yang tak punya ruang,” tutur Isran

“Saya rasa perlu evaluasi, karena pembangunan pembatas jalan (Median) tersebut telah menyebabkan tergenangnya air jika hujan yang juga menyebabkan matinya mesin kendaraan bermotor karena terkena air dan berdampak pula pada terhambatnya laju kendaraan yang melintas macetpun terjadi,” tambah pemuda yang gemar mendaki gunung tersebut.

“Seharusnya buatlah pembatas jalan dengan jajaran pepohonan yang mampu menyerap air. Bukan beton yang mala menghambat aliran air.”

Seperti yang diberitakan sebelumnya telah terjadi banjir dibadan jalan lintas sumatera km 14,5 Kabupaten Deli serdang, Sumatera utara yang dikarenaka hujan yang turun selama 4 jam dan menyebabkan 3 mobil dan puluhan sepeda motor mengalami kerusakan mesin (mogok) serta kemacetan panjang akibat pembatas jalan yang menghambat mengalirnya air kedataran yang lebih rendah.