Tenda Perlawanan

Buruh Jawa Tengah menolak upah murah.

Semarang, KPonline – Mantra hilang melebur ke udara. Pada waktunya nanti kita akan tersontak terdiam ketika benih yang tertaman menjadi dewasa dan mereka jauh lebih mewarisi menjadikanya mimpi buruk bagi mereka yang mengangkap kami telah mati dan binasa.

Bukan hanya mereka, kami pun terheran dan bertanya.

Ternyata buih yang tertanam jauh telah tumbuh dan mematikan

Ya warisan dari sebuah perlawanan

Warisan dari sebuah perjuangan tentang mereka yang mengerti benar arti manusia dan kemanusiaan

200 anak manusia, diantaranya si anank kecil melihat dan merekam sebuah perjuangan para pejuang kesejahteraan bagi saudara dan kaum buruh di ujung senja, yang termanggu tepat dua meter di depan kantor dinas provinsi jawa tengah

Mereka menjadi sebuah lambang
Bukan lagi nama panji panji bendera atau hanya identitas yang tak bernilai ketika kau melihat ada nafas dan keringat yang lebih dari 9 hari menghuni, menentang panasnya terik dan dinginya malam hanya untuk sebuah nama kemanusiaan

Rakyat, buruh dan pekerja….

Bukan bagian dari objek yang pantas untuk dimiskinkan apalagi diangap sapi perah yang hidup hanya untuk diambil susunya sesudah itu diangapnya nasib

Tenda Keprihatinan buruh jawa tengah bukanlah sebuah bangunan atau hanya tempat yang di huni dan tak bernyawa ketika di tinggal pergi

Tenda keprihatinan adalah sebuah lambang dimana tidak ada satupun sebuah rezim yang pantas di jadikan tuhan dan rakyat harus menjadi kaumnya

Apalagi penguasa yang berada di atas kursi itu diangap dewa yang ucapanya mujarab untuk kesejahteraan seluruh rakyatnya

tenda keprihatinan menjadi satu simbol bahwa moralitas publik mulai risau dan muak dengan janji yang semakin hari dibela opini yang terucap dan hanya menjadi semacam keterangan dan pada akhirnya slogan dan janji brutal yang hilang di ujung lidah saja

Mereke akan menyimpanya dan merekam baik lalu mereka menjadikanya sebuah sisa sisa kelam dari sebuah masa, bahwa mereka masih merasa tidak pernah benar benar ada satupun unsur perwakilannya di Parlemen yang menyatakan diri keterpihakanya pada nasib dan kesejahteraan para kaum pekerja

Tenda keprihatinan akan selalu ada diantara nafas dan gaung suara Benih yang tak sengaja terlempar melesat berlahan Benih itu menusuk mereka.

Benih itu terbang ke udara meluncur bebas ke segala arah untuk meminta dan ketika ketidakadian terus menikam dan menghampiri, ia akan kembali hadir dan menjelma menjadi pemburu bagi siapapun mereka yang menindas kaum sesamanya

Tenda Keprihatinan Buruh Jateng, 5 Oktober 2018.

Oleh : Nukhan Dzu