Temui Nazriel, Jamkeswatch Serahkan Donasi Buruh FSPMI KSPI

Penyerahan donasi dari buruh oleh Jamkeswatch Kepada Keluarga Nazriel
Penyerahan donasi dari buruh oleh Jamkeswatch Kepada Keluarga Nazriel

Jakarta, KPonline – Nazriel Kurniawan Saputra (5 bulan) ini merupakan anak dari Endang Saputra yang beralamat di kampung Pendayakan RT. 009/005 desa Muara Bakti, kecamatan Babelan, kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Penderita Atresia Bilier ini menjadi viral dan menarik perhatian masyarakat setelah diberitakan secara online di Koran Perdjoeangan.com beberapa waktu yang lalu.

Pada hari minggu (19/1) dua hari yang dilakukan penggalangan dana di lokasi CFD Kota Bekasi oleh relawan Jamkeswatch dan relawan FSPMI, dilanjutkan penggalangan dana pada senin pagi (20/1) saat puluhan ribu buruh dari berbagai federasi dan konfederasi menepati janjinya untuk menggelar aksi nasional menolak RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja yang sangat merugikan keberlangsungan kehidupan kaum buruh di Indonesia. Dimana pada aksi kemarin sejumlah relawan kesehatan dari Jamkeswatch DKI Jakarta, Bekasi, Bogor, Bandung dan Subang melakukan penggalangan dana kemanusiaan di lokasi aksi buruh depan gedung DPR RI.

Hari ini (21/1) dua orang perwakilan relawan kesehatan, Eko Lesdianto (Jamkeswatch DKI) bersama Ahmad Rifai (Jamkeswatch Bekasi) yang juga merupakan salah satu tim kerja anggota dewan DPR RI Obin Tabroni menemui keluarga Nazriel di kediamannya. Mereka datang untuk menyampaikan amanah donasi yang dikumpulkan dari masyarakat umum dan buruh FSPMI KSPI.

Sesuai kondisi Nazriel yang berkebutuhan khusus, perwakilan relawan Jamkeswatch ini bersepakat juga membelanjakan hasil donasi dalam bentuk logistik berupa susu khusus untuk Atresia Bilier berikut pempers untuk Nazriel. Selain itu, donasi juga diserahkan dalam bentuk uang cash yang langsung diterima ayah Nazriel, Endang Saputra disaksikan sejumlah keluarganya.

Atas donasi ini, keluarga Nazriel menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang mendalam kepada seluruh relawan yang telah melakukan penggalangan dana dari masyarakat dan buruh FSPMI KSPI untuk membiayai kesembuhan anaknya.

Atresia bilier adalah kondisi tertutupnya saluran empedu pada bayi yang baru lahir. Meskipun kondisi ini jarang terjadi, atresia bilier termasuk kondisi serius yang berbahaya.

Saluran empedu adalah saluran yang membawa cairan empedu dari hati ke usus 12 jari. Cairan empedu berperan dalam proses pencernaan lemak dan vitamin larut lemak, seperti vitamin A, D, E dan K. Cairan empedu juga berfungsi membuang racun dan zat limbah lain keluar dari tubuh.

Pada bayi dengan atresia bilier, cairan empedu tidak bisa mengalir ke usus karena tertutupnya saluran tersebut. Akibatnya, cairan empedu menumpuk di dalam hati. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan hati, sehingga terbentuk jaringan parut (fibrosis), yang bisa mengakibatkan sirosis. Tertutupnya saluran empedu ini dapat terjadi ketika masih di dalam organ hati maupun ketika sudah keluar dari organ hati.

Dimana bayi dengan atresia bilier akan terlihat normal saat lahir, namun pada minggu kedua atau ketiga setelah dilahirkan, bayi akan mengalami penyakit kuning. Berat badan bayi juga masih normal selama satu bulan setelah dilahirkan, namun kemudian akan mulai menurun. Penyakit kuning yang dialami seiring waktu juga akan bertambah parah.

Setidaknya kondisi seperti gambaran penderita atresia bilier bayi Nazriel Kurniawan Saputra (5 bulan) yang saat ini sedang dirawat intensif di IGD RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat.(Jim)