Bogor, KPonline – Salah satu agenda Bidang Sosial PUK SPAMK-FSPMI PT. Astra Otopart Divisi Adiwira Plastik, Sabtu (17/11/2018) yaitu pendidikan dan penyuluhan, penularan dan pencegahan virus HIV-AIDS.
Kegiatan ini bekerjasama dengan Yayasan Kampoeng Belajar, Yayasan DKT Indonesia yang bergerak dibidang pencegahan HIV-AIDS dan kehamilan yang tidak diinginkan melalui alat kontrasepsi.
Dihadiri 40 orang peserta undangan yang kesemuanya merupakan anggota PUK SPAMK-FSPMI PT. Astra Otopart Divisi Adiwira Plastik.
Andi Junaedi selaku Sekretaris PUK SPAMK-FSPMI PT. Astra Otopart Divisi Adiwira Plastik, dalam pembukaannya mengatakan, agar seluruh peserta yang hadir pada agenda kegiatan hari ini bisa mengambil ilmu yang bermanfaat untuk kita semua.
Senada dengan Andi, Agus Joko Santoso selaku Ketua Bidang Sosial PUK SPAMK-FSPMI PT. Astra Otopart Divisi Adiwira Plastik, mengharapkan agar seluruh anggota yang hadir pada agenda kegiatan ini dapat menyerap semua ilmu dan materi yang disampaikan oleh para trainner.
“Pentingnya pendidikan seks yang sehat sejak dini, dan penggunaan alat kontrasepsi sebagai langkah pertama dalam pencegahan virus HIV-AIDS. Kita semua tahu bahwa penjualan alat kontrasepsi sudah banyak beredar di supermarket-supermarket, akan tetapi banyak pasangan yang malu-malu untuk membeli alat kontrasepsi tersebut. Padahal itu adalah salah satu cara untuk mempersempit tingkat penyebaran virus HIV-AIDS,” jelas Dedi
Salah seorang trainner dari Kampoeng Belajar menjelaskan tujuan sosialisasi dan edukasi ini, yaitu mengurangi kesakitan dan kematian akibat virus HIV-AIDS, dan ada 4 kecamatan yang menjadi prioritas di Kabupaten Bogor, memperkuat sistem komunitas dan kesehatan untuk meningkatkan cakupan.
“Sudah banyak kasus PHK karyawan disebabkan karyawan tersebut terinveksi virus HIV-AIDS. Kawan-kawan dari Kampoeng Belajar siap membantu buruh-buruh di Bogor untuk melakukan program penyuluhan HIV-AIDS di perusahaan-perusahaan. Agar para pekerja paham apa itu HIV-AIDS dan cara penanggulangan penyebaran virus ini,” ungkap Deden Wibawa.
Penderita HIV-AIDS bisa tetap memiliki anak tanpa menularkan ke anaknya, yang terpenting adalah melakukan treatment yang dianjurkan oleh dokter ahli, sampai virus ini berada dijumlah yang terendah. Dan selalu lakukan konseling kepada dokter ahli.
“Selama pasangan suami atau istri positif HIV-AIDS, dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi agar tidak terjadi penularan. Sampai ada pernyataan dokter ahli bahwa jumlah virus HIV-AIDS sudah tidak berpotensi menular. Selalu jaga pola hidup yang sehat juga merupakan faktor yang cukup penting,” lanjut Deden
Untuk mengetahui ada atau tidaknya virus HIV-AIDS didalam tubuh hanya melalui tes darah, karena pentingnya mengetahui hal tersebut sejak dini.
Jika orang yang sudah terdapat virus ini, dia akan terus berkembang didalam tubuh, jika tidak ada penanggulangan sejak dini. Tes ini secara langsung dapat menerima hasilnya, tes ini juga tidak murah jika dilakukan di tempat penyedia tes HIV-AIDS.
Hari ini secara gratis Yuliani dan tim dari Puskesmas Ciomas memberikan pelayanan bagi peserta yang mengikuti kegiatan ini. Dan hasilnya ini juga akan dilaporkan ke Kementrian Kesehatan dan juga LSM-LSM terkait.
Ada juga permainan edukasi yang mengilustrasikan proses penyebaran virus HIV, penuh tawa tetapi tetap serius. Permainan ini memberitahukan bagaimana cara virus ini menyebar dari satu orang ke orang lain. Semua peserta berbalik arah dan menutup matanya.
Lalu trainner menepuk pundak salah satu peserta yang diilustrasikan telah terjangkit virus HIV. Peserta yang tadi ditepuk pundaknya lalu berbalik badan, dan diminta berjabat tangan kepada tiga peserta lain. Bentuk habat tangan ini diibaratkan hubungan seks, artinya betapa mudahnya virus ini menyebar.
Dan salah satu alasannya kenapa virus ini mudah menyebar dikarenakan si penderita dan pasangangan sama- sama tidak mengetahui adanya virus HIV didalam tubuhnya. (Soleman)