Sidoarjo, KPonline – Buruh selalu menjadi pihak yang dirugikan bila pengusaha tidak mentaati peraturan yang ada. Ditambah dengan lemah dan lambannya kinerja dari Disnaker dan Pengawasan membuat posisi buruh menjadi semakin tersudut. Hal ini sepertinya yang menjadi alasan kenapa aliansi Persatuan Pekerja Buruh Sidoarjo (PPBS) pada Rabu (10/08) kembali turun ke jalan melakukan aksi demonstrasi di empat perusahaan dan kantor Disnaker Sidoarjo.
Perusahaan yang menjadi tujuan aksi diantaranya PT MONIER (Buduran). Disini, sekitar 500 massa dari berbagai SP/SB yang ada di Sidoarjo ikut bersolidaritas untuk memberikan dukungan moril kepada PUK SP KEP SPSI MONIER. Di Sidorajo, buruh bersatu, lintas serikat, untuk menyuarakan tuntutan di depan perusahaan dengan tujuan manajemen bersedia berunding dengan serikat pekerja agar permasalahan bisa diselesaikan dengan baik. Sesuai harapan.
Garda Terdepan PPBS yang ikut mengawal pergerakan massa adalah Garda Metal, Brigade SPSI, dan Laskar SPN. Meski seragam mereka berbeda, namun tidak terlihat adanya sekat. Bahkan saat konvoi dijalanan mereka terlihat saling berboncengan satu sama lain. Inilah yang menjadikan kuatnya pergerakan buruh di Sidoarjo.
Menjelang pukul 11.00 wib, PPBS bergerak menuju Kantor Disnaker Sidoarjo untuk mengawal permasalahan yang sebelumnya sudah dilaporkan. Sayangnya, Pihak Disnaker enggan menemui para Presidium PPBS yang akan menyampaikan aspirasi. Hampir dua jam mereka dibiarkan, hingga akhirnya keputusan pun diambil oleh Garda Terdepan PPBS, yakni masuk ke dalam kantor dan memenuhi ruangan.
Disnaker Sidoarjo pun menyerah dan bersedia menemui perwakilan buruh.
“Dari pertemuan ini diketahui bahwa laporan yang sudah masuk ternyata tidak ada progres sama sekali. Namun Dinas berjanji akan segera menyelesaikan dan akan memberikan laporannya dalam 12 hari mendatang,” ujar Presidium PPBS Soekarji dalam wawancara dengan KPonline selepas melakukan pertemuan.
Selanjutnya massa bergerak melanjutkan aksi menuju dua perusahaan lain, yakni PT SUPRANUSA INDOSITA dan PT CATERLINDO. Di depan PT SUPRANUSA, buruh sempat menutup satu lajur jalan saat manajemen tidak bersedia menerima perwakilan buruh. Bahkan buruh hampir bentrok dengan satpam perusahaan ketika petugas polisi yang mencoba memfasilitasi agar buruh bisa bertemu dengan manajemen juga dilarang masuk kedalam area perusahaan. Tidak lama kemudian, akhirnya perwakilan buruh bisa masuk untuk melakukan perundingan dengan perusahaan.
PPBS menutup rangkaian aksi di PT CATERLINDO yang berada di Trosobo. Di perusahaan yang memproduksi kitcen set ini, Feri seorang pengurus PUK SPL FSPMI dikriminalisasikan dengan tuduhan pencurian dan penggelapan. Dia di skorsing tanpa di berikan upah, dengan alasan berpedoman pada tanda terima pelaporan di Polsek.
Difasilitasi oleh kapolsek Taman, PC SPL FSPMI dan Presidium PPBS pun masuk untuk melakukan perundingan. Dalam perundingan hampir satu jam ini pihak perusahaan bersikukuh untuk melanjutkan proses hukum kepada Feri dan tetap melakukan skorsing.
Dalam pertemuan ini Ketua PC SPL FSPMI Heri Novianto menuntut agar pihak perusahaan memberikan upah kepada Feri. Sedang terkait proses pidana dan perdata, FSPMI akan selalu kooperatif dan bila ternyata hukum menyatakan tidak bersalah maka perusahaan wajib memberikan hak dan pekerjaannya kembali. Heri menambahkan, akan menuntut balik perusahaan dengan tuntutan pasal pencemaran nama baik bila ternyata laporan perusahaan mengada-ada dan bertujuan memberangus serikat pekerja di Caterlindo.
Hal ini kembali disampaikan kepada massa aksi yang bertahan di depan perusahaan melalui pengeras suara mobil komando sesaat setelah melakukan perundingan. Presidium PPBS Edi Kuncoro mengucapkan rasa terima kasih kepada massa aksi, karena dengan aksi hari ini, permasalahan yang sedang dihadapi di beberapa PUK bisa selesai sesuai dengan harapan. Dia pun mengintruksikan agar PPBS mulai mempersiapkan diri untuk aksi aksi selanjutnya, karena masih banyak kasus yang harus diselesaikan demi memperbaiki nasib buruh Sidoarjo. (*)