Setelah Minyak Goreng Langka, Tahu Tempe Menghilang

Jakarta,KPonline – Hingga kini, minyak goreng masih sulit ditemukan baik itu di ritel modern maupun pasar tradisional. Selain itu, walaupun pemerintah sudah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET), masyarakat kerap kali mendapati minyak goreng dengan harga tinggi.

Sementara itu, kelangkaan tahu tempe imbas dari mahalnya harga kedelai impor hingga Rp 11.500 per kilogram, memberi tekanan kepada para pengrajin di sejumlah daerah. Aksi mogok produksi pun dilakukan.

Bacaan Lainnya

Stok minyak goreng di sejumlah gerai modern, terutama Indomaret dan Alfamart, selalu terlihat kosong. Manajemen Alfamart buka suara, hal tersebut disebabkan panic buying membuat stok minyak goreng selalu ludes terjual, berapa pun yang dikirim dari gudang.

Sementara Manajemen Indomaret memastikan tidak ada penimbunan di distribution center atau gudang mereka, dan memastikan terus berkoordinasi dengan para produsen agar pendistribusian lancar.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan, menuturkan solusi dari kelangkaan stok minyak goreng di ritel modern yaitu menambah kapasitas gudang yang saat ini hanya bisa menampung 25 juta ton per bulan. Nanti, ritel modern akan menambah kapasitas dua kali lipat hingga 50 juta ton per bulan.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan berbagai operasi pasar kemarin, Senin (21/2). Pertama, operasi pasar curah di Kota Semarang, pemerintah bersama dua rekanan perusahaan menggelontorkan 4,5 ton minyak goreng curah yang langsung diserbu masyarakat.

Lalu di Yogyakarta, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag DIY) menelusuri kemungkinan adanya penimbunan di pasar-pasar tradisional. Sementara di Surabaya, Kemendag gelontorkan 10 ton minyak goreng curah di beberapa pasar tradisional.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menerjunkan Satgas Pangan Polri untuk mencegah penyelewengan distribusi dan penjualan minyak goreng di sana.

Mulai hari ini hingga Rabu (23/2) mendatang, perajin tahu tempe di Pulau Jawa kompak melakukan aksi mogok produksi. Di Jabodetabek, ada ribuan pengrajin tahu tempe di yang menyetop produksi selama tiga hari.

Tidak hanya di Jabodetabek, pengrajin tahu tempe di Jawa Barat pun ikut aksi mogok produksi. Hal ini terpantau di Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur, para pengrajin melakukan mogok produksi selama tiga hari.

Dampak dari aksi mogok produksi pengrajin tahu tempe di sejumlah daerah mulai terlihat. Terpantau, tahu dan tempe mulai sulit ditemukan di sejumlah pasar di Kota Depok, Jawa Barat

Ketua Pusat Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta Sutaryo mengungkapkan, karena aksi mogok produksi selama tiga hari diperkirakan sebanyak 60 ribu ton tahu tempe bakal lenyap di Jabodetabek.

Pos terkait