Setelah Minyak Goreng, Kini Giliran Solar Langka

Jakarta, KPonline – Pertamina (Persero) buka suara terkait dengan langkanya BBM jenis Solar di banyak tempat. Langkanya solar membuat banyaknya antrean di SPBU.

Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, saat ini perseroan tengah berusaha memperbaikan pasokan. Ia mengungkapkan, penggunaan solar subsidi sudah melebihi dari kuota.

Bacaan Lainnya

“Kami tengah menormalisasi pasokan sesuai permintaan, hingga Maret ini realisasi Solar subsidi sudah over 10% dari kuota,” ujar Irto saat dihubungi, Senin (28/3/2022).

Terkait dengan antrean di SPBU, Irto menyebut, Pertamina akan berkoordinasi dengan Pemerintah daerah dan Kepolisian untuk membantu pengamanan dan pengaturan layanan di SPBU.

Di sisi lain, dia mengimbau, para pengguna solar subsidi bisa berpindah ke solar non-subsidi seperti Dexlite dan Pertamina Dex.

“Kami memastikan ketersediaan solar non-subsidi seperti dexlite dan Pertamina Dex,” ucap dia.

Antrean panjang kendaraan untuk mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) makin sering terjadi di Sumatera Selatan.

Seperti yang terjadi di SPBU Jalan Ahmad Yani, Plaju, Palembang, antrean panjang mulai dari mobil pribadi hingga truck harus menggular hingga ke jalan karena mengantre BBM jenis solar.

Hal ini karena pengendara beralih ke Solar, karena harga solar non subsidi seperti Dexlite sudah tiga kali mengalami kenaikan sejak awal tahun.

Sementara Pengusaha logistik yang tergabung dalam Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengeluhkan kelangkaan BBM jenis solar yang sudah terjadi sejak dua minggu terakhir.

“Sudah dua minggu, nggak tahu kenapa tiba-tiba solar menghilang. Artinya, supply ke SPBU berkurang, kami jadi ngantri (untuk beli solar),” ujar Ketua Umum ALI Mahendra Rianto di kutip dari CNNIndonesia.com, Senin (28/3).

Ia mengatakan di wilayah Sumatera, antrean pembelian solar bisa memakan waktu yang lama. Hal tersebut membuat distribusi ke daerah Sumatera terlambat.

“Menghambat jalur distribusi karena kita sudah tanya driver (pengemudi), itu di Sumatera ngantre di SPBU, ngantrenya cukup lama,” kata Mahendra.

Ia juga menyebut keterlambatan distribusi juga akan berakibat pada kelangkaan barang, sehingga harganya bisa meningkat.

Sebelumnya, solar dikabarkan langka di sejumlah daerah di Sumatera seperti Bengkulu, Riau, hingga Sumatera Selatan.

Kepala daerah bahkan harus ‘turun gunung’ demi menyelesaikan masalah kelangkaan solar. Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah misalnya, mengatakan karena kelangkaan itu pihaknya mengajukan penambahan kuota subsidi BBM solar kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Permintaan diajukan lantaran stok solar di Bengkulu tidak stabil, sehingga menimbulkan antrean yang panjang.

“Pemerintah mengajukan penambahan kuota BBM subsidi jenis solar agar tidak ada antrean panjang kendaraan di beberapa SPBU,” kata Rohidin.

Selain itu, guna menjaga pasokan solar tetap aman, pihaknya juga telah menetapkan jadwal pengisian BBM solar antara pukul 22.00 hingga 05.00 WIB. (cnn)

(Foto :Kompas.com)

Pos terkait