Serikat Buruh Finlandia : Tidak Ada Upah minimum, Semua Berdasar Collective Agreement

Cilegon, KPonline – Tamu yang ditunggu akhirnya datang juga dalam agenda Membership Meeting FSPMI di Laguna Restaurant, Kota Cilegon, Selasa (22/11/2022).

Tak hanya penjabaran perihal metode Organizer dan pengoptimalan COS saja, DPP FSPMI juga mengundang perwakilan dari IndustriALL dan SASK, serta Serikat Buruh Finlandia.

Perwakilan dari IndustriALL kali ini dihadiri oleh Shinya Iwai, Iwan Kusmawan dan Chechen, SASK & Finnish (Finlandia) dihadiri oleh Tarja Loppi, Mikko, dan Farizan.

Mereka menceritakan bagaimana kondisi serikat pekerja di Finlandia, posisi serikat pekerja dalam kuatnya daya tawar, dan berbagi perihal kondisi lingkungan di sana.

Tarja Loppi mengatakan, di Finlandia terdiri dari 3 struktur organisasi, blue colour atau kelas pekerja, white colour bagian dari management dan yang terakhir dari tingkatan pendidikan yang tinggi.

Menurutnya, mereka adalah bagian dari blue colour, sama seperti peserta yang hadir saat ini. Density keanggotaan serikat pekerja di sana sudah 70 % dari total pekerja di Finlandia, yang secara daya tawar mereka sudah kuat.

Ada hal unik lain ketika peserta menanyakan tentang bagaimana penetapan upah minimum di sana. Mikko menjelaskan, di Finlandia tidak ada upah minimum.

“Semua berdasar kesepakatan atau collective agreement. Jadi dilakukan dalam proses negosiasi antara pekerja dan pengusaha,” kata dia.

Mereka juga menceritakan bahwa upah yang di terima adalah 10 EURO/jam atau sama dengan Rp. 161.000/jam.

Sungguh tak bisa dibandingkan dengan upah yang diterima di Indonesia. Iuran per anggota sama saja 1 % dari upah, namun iuran tersebut di gunakan untuk kerja – kerja solidaritas internasional. Salah satunya agenda kali ini.

Masih menurut Mikko, solidaritas dari satu negara ke negara lain adalah bentuk perlawanan kepada pengusaha. Tak hanya itu, bagian dari iuran tersebut juga sebagai dana jaminan pengangguran.

Fakta unik lain, apakah pernah melakukan demonstrasi jika tidak ada kesepakatan dengan pengusaha? Tentu, bahkan mereka melakukan selama 4 bulan berturut-turut sampai tercapainya kesepakatan dan diberlakukannya kebijakan yang pro pekerja.

Sebagai negara Uni Eropa, Finlandia tergabung juga dengan Nato, tentunya ada dampak dari perang Ukraina dan Rusia.

Finlandia terdampak geo politik sehingga di stopnya impor dari Rusia dan terjadilah krisis energi.

Apa itu? Krisis energi yang membuat harga listrik naik menjadi 50%. Untuk negara Finlandia, kebutuhan listrik sangatlah penting, yang mana suhu disana mencapai -4°C dan memerlukan heater sepanjang hari untuk menghangatlan tubuh.

Inflasi di Finlandia mencapai 8,7 % ini menjadi terbaik di Eropa, karena dasarnya negara lain di Eropa sudah mencapai lebih dari 10 %. Karena naiknya inflasi tersebut menyebabkan living cost atau biaya hidup tentunya tinggi pula.

Masih banyak keseruan yang ada dalam diskusi kali ini, namun karena waktu yang tidak memungkinkan. Acara ditutup dan akan diagendakan untuk sesi tanya jawab by virtual.