Senin, KSPI Aksi Bersama Mahasiswa

Jakarta, KPonline – Aliansi BEM Seluruh Indonesia menyerukan kepada seluruh selemen mahasiswa dan masyarakat untuk bergabung dalam aksi terpusat di Istana Negara, pada Senin, 22 Mei 2017.

Terkait adanya seruan ini, Presiden KSPI Said Iqbal, menyatakan akan mendukung dan ikut berpartisipasi dalam aksindi Istana Negara pada tanggal 22 Mei 2017.

“Sebagai elemen masyarakat yang prihatin dengan kondisi ini, kita menyatakan ikut turun ke jalan,” tegas Said Iqbal.

Aliansi BEM Seluruh Indonesia menilai, tanda kemunduran bangsa tampak semakin jelas. Pemerintah dengan sewenang-wenang menetapkan kebijakan mencekik rakyat. Berbagai aset negara dikuasai asing, sedang rakyat miskin di gusur dan di PHK. Tugas pemerintah kini tak lebih hanya untuk melanggengkan kekuasaan dan memperlancar proyek-proyek korporat asing.

Memasuki tahun ketiga rezim berkuasa, janji sekaligus program andalan Nawa Cita nyatanya hanya menjadi Duka Cita bangsa. Maka cita-cita demokrasi dan kedaulatan rakyat adalah omong kosong belaka, apabila tidak ada yang memperingatkan rezim hari ini sehingga permasalahan semakin larut.

Dalam aksinya, mahasiswa menuntut TUGU RAKYAT (Tujuh Gugatan Rakyat):

1. Kembalikan subsidi listrik 900VA dan BBM, serta jamin keterjangkauan harga kebutuhan pokok bagi rakyat.

2. Wujudkan jaminan pendidikan nasional dan layanan kesehatan yang berkualitas dan membebaskan.

3. Usut tuntas kasus E-KTP tanpa adanya intervensi politik, berantas praktik korupsi, kolusi dan nepotisme sampai ke akar-akarnya.

4. Tegakkan demokrasi, tolak pembungkaman dan tindakan represif aparat negara.

5. Usut tuntas mafia Karhutla, hentikan proyek reklamasi dan tolak penambangan kawasan bentang alam karst untuk pabrik semen di seluruh Indonesia.

6. Wujudkan supremasi hukum dan tindak tegas pelaku kejahatan seksual

7. Hilangkan dominasi asing dan nasionalisasi aset-aset bangsa serta wujudkan kedaulatan pangan, energi dan maritim.

Maka angkat saja kepal tanganmu. Jangan biarkan dia usang dan melemah sia-sia!

Gelarlah parlemen jalanan, perlihatkan pada rezim hari ini bahwa kita tidak akan surut!

Semboyan kita tetap sama: LAWAN!

Perjuangan ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus