Selarik Roman : Rahim Pergerakan Dikuatkan Tuk Lahirkan Janin Kesejahteraan

Surabaya KPOnline (31/07/2018)- Buruh Indonsia ternyata masih tak berhenti berharap. Akan lahirnya semacam bocah lucu yang sudah mereka persiapkan nama indah untuknya. Ya, tak lain dan tak bukan nama itu adalah “sejahtera”. Yang mereka gadang – gadang akan terlahir dari rahim kalangan mereka sendiri yaitu rahim pergerakan.

Seperti ketika tulisan ini ditorehkan. Terpancar dari sorot mata ratusan buruh yang melakukan aksi di depan gedung Grahadi hari ini. Seolah gamblang terbaca dalam isi kepala mereka. Tentang harapan upah mereka bisa tersisa di akhir bulan. Di tengah harga – harga kebutuhan yang sulit dikendalikan.

Bacaan Lainnya

Juga tentang harapan hidup lebih baik bagi keluarga mereka. Baik soal jaminan sosial kesehatan yang kwalitas pelayanan masih jauh dari memuaskan. Maupun akses pendidikan bagi anak – anak yang dimana – mana masih saling berebutan.

Sementara di sebuah sudut nampak remaja muda juga terlihat gundah. Masa depan kelangsungan bekerjanya yang tanpa kepastian. Terbayang setiap saat akan diputus kontrak kerjanya. Jangankan melangkakah ke level kehidupan selanjutnya yaitu menikah. Menata kehidupan diri pun jauh dari kata pasti.

Kadang mereka bertanya : Dimana keberadaan pemerintah? Pemerintah telah abai itu kesimpulan mereka. Rakyat yang diam hanya didiamkan. Walaupun sebenarnya yang rakyat kecil se kelas kaum buruh bisa dirasakan amanat penderitaanya. Pada akhirnya pun tetap kesenjangan masih menganga.

Tapi yang paling indah yang saya lihat dari mereka. Mereka tak menyalahkan keadaan. Tidak mengumpat nasib sendiri mengapa harus terlahir jadi buruh. Hari ini para buruh itu tetap optimis. Rahim pergerakan mereka akan tetap dikuatkan. Untuk kelahiran kesejahteraan demi kesejahteraan.

Wajah – wajah penuh semangat mereka. Seolah berkata : “Wahai pemimpin kami, ayo gerakkan kami ! Kami tidak pernah lelah untuk bergerak. Kami tidak lelah mencintai Indonesia. Kami cinta perjuangan ini”.

(Aku menuliskannya ketika berada dihadapan Massa Aksi FSPMI Jawa Timur di Gedung Grahadi untuk menuntut agar Gubernur menghapuskan Disparitas upah )
(Suhadi/Sidoarjo)

Pos terkait