Selama 9 Tahun, Pasien Anak Ini Di Rawat RSUD Sudono Madiun

Madiun,Kponline- Dalam pertemuan tim pemantau BPJS Jamkeswatch yang sedang berupaya memediasi penyelesaian keluhan peserta JKN antara pihak keluarga peserta, manajemen RSUD Sudono Madiun dan BPJS kesehatan cabang Madiun (12/09/2017). Didapatkanlah sebuah fakta yang mengejutkan.

Adalah adik Nur Akmad Jazuli seorang anak Penderita hidrosefalus, yang tergolek lemah di bangsal perawatan anak RSUD Sudono Madiun. Tidak jelasnya siapa yang mengurus perawatan dan menanggung pembiayaannya menjadikannya penghuni tetap kamar perawatan anak. Tidak main-main, sudah 9 tahun adik Nur dirawat di RS tersebut.

Bacaan Lainnya

Dikisahkan bahwa 9 tahun lalu, seseorang menemukan adik Nur yang dibuang di jalan. Karena tidak ada identitas dan penanggung jawab, adik Nur yang pada waktu itu masih bayi di serahkan ke pihak kepolisian. Oleh pihak kepolisian dilimpahkan ke dinas sosial yang bertanggung jawab urusan sosial.

Namun karena adik Nur menderita penyakit Hidrosefalus maka di bawa ke RSUD Sudono untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan yang biayanya ditanggung bersama dengan dinas sosial.

Serangkaian operasi besar maupun kecil sudah dilakukan oleh pihak RSUD sampai kondisinya stabil. Sayangnya ketika pihak RSUD mengembalikan ke dinas sosial, karena tinggal memberikan asupan makanan dan mengontrol kondisi umumnya. Pihak dinas sosial tidak dapat menerima adik Nur dengan alasan si anak tidak bisa mandiri dan dinsos tidak memiliki ruang perawatan khusus.

Alhasil, 9 tahun yang telah berjalan adik Nur menjadi anak asuh RSUD Sudono. Seluruh perawat ruangan anak dan manajemen RS selalu bergantian menyokong kebutuhannya. Sebuah kaleng juga disediakan di ruang kamarnya untuk tempat donasi para donatur maupun keluarga pasien yang anaknya di rawat di bangsal yang sama.

Menurut pihak RSUD, mereka tidak keberatan merawat adik Nur, karena sebenarnya pasien tidak lagi memerlukan pengobatan medis hanya tinggal memberikan asupan makanan dan mengontrol kondisi umumnya saja.

Masalahnya di RSUD tidak ada petugas khusus yang mengurusi pasien setiap hari, apalagi memenuhi semua kebutuhannya sehari-hari. Beruntungnya para perawat ruangan anak mau bergantian menjaga supaya tidak mengganggu jam kerjanya dan beberapa donatur memberikan sumbangan untuk kebutuhannya.

9 tahun lalu ia terbuang, akankah kini ia terdampar selamanya di kamar RS? Sungguh… Antara pelayan publik dan pekerja sosial sangatlah berbeda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *