Ros, Pedagang Kaki Lima Saksi Sejarah Perjuangan Buruh Batam

Batam,KPonline – Ros, salah seorang pedagang kali lima yang mencoba mengais rejeki dengan berjualan minuman dan makanan ringan di sela-sela aksi buruh mengungkapkan bahwa ia sangat mendukung demo buruh Batam kali ini, menurutnya ketika buruh mendapatkan upah yang lebih tinggi, secara tidak langsung mereka juga akan semakin rajin berbelanja dan akan berdampak pada barang dagangannya.

Ros yang mengaku sudah berjualan kaki lima selama lebih sepuluh tahun ini juga mendukung buruh agar mendorong pemerintah menekan harga-harga sembako.Menurutnya harga sembako selalu mengalami kenaikan jelang pergantian tahun, dan ini tentu memberatkanya sebagai rakyat kecil.

Bacaan Lainnya

Karenanya ia juga meminta kepada pemerintah untuk mengontrol harga-haga pangan di Batam

“ Apalagi listrik akan naik lagi, tentu hidup kami akan lebih susah lagi” Ungkapnya

Perempuan paruh baya ini menuturkan beberapa tahun ke belakang hidupnya tidak lebih bagus juga di bandingkan tahun tahun sebelumnya

Ros yang telah di karuniai dua orang anak ini mengeluhkan pemerintah yang seakan cuek terhadap nasib rakyat kecil.

Ros mengakui selalu berjualan jika ada demo di depan walikota Batam. Ia juga menjadi saksi detik detik bentrok buruh dengan aparat kepolisian beberapa tahun yang lalu.

” Saya sempat trauma waktu itu, polisi mengejar ngejar buruh, padahal buruh kan hanya ingin berteduh saja” Kenang Ros

Pendemo dan polisi terlibat bentrok dan saling pukul.

Tahun 2012 kericuhan terjadi sekitar pukul 16.00 WIB, saat hujan deras. Sebagian pendemo berteduh ke Kantor DPRD, Kantor Imigrasi dan sebagian lain naik ke lantai 2 Kantor Wali Kota Batam.

Namun sebagian massa masih bertahan di halaman Kantor Wali Kota Batam. Saat itulah massa coba merangsek ke dalam Kantor Wali Kota.

“Barisan petugas keamanan langsung menghadang meski massa berdalih hendak berteduh” Tambah Ros

Aksi saling dorong tak terelakkan. Melihat situasi tak aman, polisi melepas tembakan gas air mata serta tembakan peringatan supaya massa bubar. Namun massa justru melawan aparat.

“Bahkan pendemo yang sudah berteduh di Kantor DPRD dan Imigrasi Batam kembali turun dan bergabung dengan massa di halaman kantor wali kota” Kata Ros

Menurut Ros situasi makin tak terkendali setelah massa tahu sejumlah rekannya tertembak peluru karet oleh pihak keamanan. Selain itu, sejumlah pekerja juga terluka cukup serius karena dipukul petugas keamanan.

Kemarin (10 November 2017) buruh Fspmi kota Batam menggeruduk kantor walikota Batam guna mendesak walikota Batam dan gubernur Kepri agar segera membuat peraturan terkait upah kota Batam,dan sejumlah isu lainnya. Mereka juga akan meminta pembatalan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan. Meminta pemerintah untuk mengontrol harga sembako dan tarif dasar listrik.

Aksi unjuk rasa kali ini diikuti oleh 1500 Orang Pekerja yang didahului dengan melakukan longmarch diawali di halte Panbil mall sampai ke depan kantor walikota yang ditempuh oleh peserta aksi lebih kurang 7 Km .

Dalam aksinya buruh menyuarakan beberapa tuntutan diantara nya :

1.Tolak Upah Murah.
2.Cabut PP 78 Tahun 2015.
3.Naikkan Upah Minimum Sebesar Rp 650.000,-.
4.Mendesak PEMKO BATAM Agar Pengusaha Membentuk Asosiasi Sektoral.
5.Tolak Upah Minimum Menggunakan PP 78 Tahun 2015.
6.Tolak Kenaikan TDL.
7.Mendesak PEMKO BATAM Agar Mengontrol Harga Sembako.

Seperti yang disampaikan salah satu Pimpinan buruh Batam Suprapto yang sekaligus pangkorda garda metal Fspmi menyampaikan mereka kembali turun ke jalan yang bertepatan dengan hari Pahlawan.

Dalam kesempatan ini Suprato juga menyampaikan buruh Batam juga menolak UWTO karena sampai 30 th pun memiliki rumah tapi tidak mempunyai hak milik sekaligus juga menolak rencana PLN yang akan kembali menaikan Tarif Dasar Listrik ,sehingga dari semua kebijakan Pemerintah ini membuat daya beli masyarakat menurun dan juga menurun Inflasi.

Sekitar jam 14:00 perwakilan buruh diterima oleh wakil walikota Amsakar Ahmad dan setelah diterima di ruang Kerja nya wakil walikota tersebut bersedia menyampaikan hasil pertemuan tersebut di mobil komando Buruh.

” Kami pemerintah kota mengapresiasi unjuk rasa kali ini dilakukan cukup tertib, dan kami pemerintah siap menyurati pemerintah pusat terkait penolakan buruh terhadap PP 78/2015 dan juga terkait pembentukan asosiasi pengusaha sektor itu ada kewenangan Pemerjntah propinsi” Ungkap Amsakar

Pada saat aksi unjuk rasa ini dilaksanakan hujan mengguyur lokasi demo akan tetapi tidak menyurutkan semangat buruh sambil mendengerkan lagu-lagu perjuangan.

Tepat jam 16:00 setelah wakil walikota Batam kembali masuk ke gedung walikota , Suprapto mengakhiri dan membubarkan massa aksi sekaligus ditutup dengan doa.

Kontributor : Gusril / Roy
Editor :Ete

Pos terkait