Refreshing Course : Women’s Leadership Workshop

Bogor, KPonline – Pergerakan dan perjuangan dalam organisasi Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) tak lepas dari kiprah kaum buruh perempuan. Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam pergerakan serikat pekerja di Indonesia. Beberapa waktu yang lalu, Departemen Perempuan DPP FSPMI mengangkat issue perlindungan maternitas sebagai bentuk perjuangan. Beberapa issue yang diangkat antara lain adalah, hak atas cuti melahirkan dan hamil, serta issue diskriminasi pajak penghasilan pekerja perempuan yang saat ini menjadi salah satu issue prioritas.

“Saya berharap, teman-teman buruh perempuan yang saat ini berkesempatan hadir dalam agenda Refreshing Course : Women’s Leadership Workshop 3 hari kedepan, dapat memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang nanti didapatkan. Serius dalam menyerap ilmu yang akan diberikan oleh para pemateri, akan tetapi juga boleh santai dalam suasana kekeluargaan,” ungkap Pipin Supinah, Ketua Panitia Acara Refreshing Course : Women’s Leadership Workshop, mewakili Mundiah yang pada saat bersamaan masih berada di Purwakarta dalam agenda kegiatan yang berbeda.

Kader-kader aktivis buruh perempuan di FSPMI ada begitu banyak, dan sangat berpotensi. Akan tetapi, ada begitu banyak faktor yang menjadi kendala dalam perkaderan ketika akan menjadi calon pemimpin. Faktor keluarga, faktor lingkungan baik lingkungan kerja maupun lingkungan rumah, dan juga faktor-faktor eksternal yang lainnya.

“Ada begitu banyak pahlawan-pahlawan Nasional yang telah rela berkorban demi kemerdekaan negara ini. Dikalangan aktivis buruh perempuan pun, ada seorang buruh perempuan yang bisa menjadi tokoh panutan. Marsinah adalah seorang aktivis buruh perempuan yang akan terus kita kenang sebagai pahlawan,” tutur Riden Hattam Aziz, Sekretaris Jenderal DPP FSPMI pada saat pembukaan Refreshing Course : Women’s Leadership Workshop yang diadakan di Trainning Center FSPMI, Cisarua, Bogor.

Tidak hanya sosok pahlawan yang dibutuhkan oleh kaum buruh, khususnya kaum buruh perempuan. Akan tetapi sosok pemimpin, yang mampu memimpin kaum buruh di masa yang akan datang. “Oleh karena itu, Refreshing Course : Women’s Leadership Workshop kali ini, dalam rangka menggali potensi yang ada didalam diri setiap aktivis buruh perempuan FSPMI,” lanjut Riden Hattam Aziz.

Agenda kegiatan yang melibatkan kurang lebih sekitar 125 orang buruh-buruh perempuan FSPMI dari seluruh Indonesia ini, sesuai jadwal agenda kegiatan akan digelar sejak 20 November 2019 hingga 22 November 2019. Beberapa orang pemateri juga sudah dijadwalkan oleh pihak panitia acara, antara lain Mundiah dari Departemen Perempuan DPP FSPMI, Nani Kusmaeni Vice President FSPMI Bidang Perempuan, hingga Kahar S Cahyono Vice President FSPMI Bidang Informasi dan Komunikasi dan juga Said Iqbal selaku Presiden FSPMI.

“Selamat melaksanakan acara Refreshing Course : Women’s Leadership Workshop, jadilah kader-kader pemimpin dari kaum buruh perempuan,” tutup Riden didepan seluruh peserta Refreshing Course : Women’s Leadership Workshop. (RDW)