Rakyat Rindu Perubahan, #UninstallJokowi Puncaki Trending Dunia

Kelompok buruh yang tergabung dalam FSPASI (Federasi serikat pekerja aneka sektor Indonesia) menyuarakan penolakan untuk kembali memilih Joko Widodo dalam pemilihan presiden 2019 mendatang. (KOMPAS.com/Ihsanuddin).

Jakarta,KPonline – Sikap arogan dan anti kritik dari pendukung Jokowi berbuntut “perlawanan masal” didunia maya dengan mendunianya tagar uninstall Jokowi ( #UninstallJokowi) dijagat Twitter.

Polemik ini sendiri berawal dari cuitan CEO dan Founder Bukalapak, Achmad Zaky yang mengatakan “Omong kosong Industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2. China 451B 3. Jepang 165B 4. Jerman 118B 5. Korea 91B 11. Taiwan 33B 14. Australia 23B 24. Malaysia 10B 25. Spore 10B 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin”

Bacaan Lainnya

Cuitan yang merupakan sebuah kritik membangun dan ungkapan keprihatinan tersebut justru ditanggapi sinis oleh pendukung Jokowi dengan mengkampanyekan seruan untuk boikot dan uninstall aplikasi BukaLapak.

Tak terima dengan sikap arogan tersebut netizen kemudian melakukan aksi balasan yang justru mendapatkan dukungan luas hingga #UninstallJokowi menjadi Trending Topik Dunia.

Sebagai tambahan berdasarkan data yang dilansi viva.co.id berdasarkan Buku Saku Indikator Iptek Indonesia 2014 yang dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Perkembangan Iptek Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2013, gross expenditure on research & development (GERD) atau Total Belanja Litbang Indonesia adalah Rp8,09 triliun atau 0,09 persen dari PDB.

Pada 2016, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir menyebut bahwa, “Anggaran riset kita bukan lagi kecil tapi sangat kecil, hanya 0,09 persen dari produk domestik bruto atau hanya Rp15 triliun pada tahun ini,”.

Kemudian, pada Agustus 2018, pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional di Pekanbaru, Menristekdikti juga mengulang sentimen yang sama soal minimnya anggaran penelitian meski persentasenya dari PDB sudah meningkat.

Menurut Nasir, seperti , “Anggaran riset nasional hanya sebesar 0,25 persen dari PDB, sedangkan Malaysia sudah mencapai 1,8 persen, Vietnam 1,1 persen, dan Singapura mencapai 2,8 persen.”

Jadi sebenarnya apa yang disampaikan oleh Achmad Zaky tidak sepenuhnya salah, hanya disikapi berlebihan oleh pendukung petahana.

Justru fenomena tagar #uninstaljokowi yang mendunia bisa jadi merupakan gambaran bahwa rakyat Indonesia menghendaki pemimpin baru yang dapat membawa perubahan.

Pos terkait