Rakernas II Serikat Pekerja Logam FSPMI di Warnai Perkelahian Antar Jawara Bekasi

Bekasi,KPonline – Dalam Anggaran Dasar Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia(FSPMI) pasal 24 tentang Musyawarah dan rapat-rapat, salah satunya diatur tentang Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Rakernas merupakan forum komunikasi, koordinasi, konsolidasi dan evaluasi tingkat Pimpinan Pusat dalam rangka keterpaduan dan koordinasi program dan pengembangan organisasi.

Seperti halnya hari ini, Jumat (30/03/2018), Serikat Pekerja Logam (SPL) FSPMI menyelenggarakan Rakernas kedua bertempat di Hotel Grand Zuri, Cikarang, Bekasi. Rencananya Rakernas akan diselenggarakan dari tanggal 30/03/2018 sampai 1/04/2018. Agus Kuncoro selaku ketua Panitia Rakernas SPL menyampaikan bahwa peserta yang di hadiri oleh perwakilan 9 provinsi dengan jumlah total peserta ada 90 orang

Bacaan Lainnya

“Persiapan dilakukan selama satu bulan dan tahun ini kita pilih Bekasi sebagai tuan rumah Rakernas di tahun 2018 karena Bekasi adalah simbol pergerakan kaum buruh Indonesia” Kata Agus Kuncoro dalam sambutannya.

Ada yang menarik dan unik dalam Rakernas SPL kali ini, para pimpinan pusat SPL di iringi musik tradisional khas Jawa Barat, angklung saat memasuki ruangan di mana acara Rakernas dihelat ditambah narasi dari pembawa acara yang romantis seperti dialog antara Dilan dan Milea, novel karya Pidi Baiq.

Nampak hadir dalam Rakernas SPL kali ini, Obon Tabroni (Deputi Presiden FSPMI) Riden H Azis (Sekretaris Jendral FSPMI), Haji Yadun (Ketua Umum SPL), Baris Silitonga ( Pangkornas Garda Metal), Supriyatno (Ketua Konsulat Cabang FSPMI Bekasi), Masrul (Ketua Pimpinan Cabang SPL),Bambang dan Douglas mewakili Bupati Kabupaten Bekasi serta para senior di SPL.

Haji Yadun menyampaikan dalam sambutannya.”Sengaja Rakernas kedua ini diselenggarakan di bulan Rajab, salah satu bulan yang Alloh muliakan, agar kemuliaan itu menyebar ke anggota logam dan rakyat Indonesia.

“Mari kita sukseskan apa yang menjadi keputusan organisasi baik keputusan rapim, Rakernas tahun sebelumnya dan Insha Alloh Rakernas hari ini. Tak lupa pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terima kasih kepada pengurus logam dari awal periode sampai sekarang” Kata haji Yadun dalam sambutannya.

Tidak ketinggalan Obon Tabroni memaparkan sejarah pergerakan FSPMI di Bekasi. Contoh awal-awal SP Logam di Bekasi terdiri dari 5 PUK, seiring berjalannya waktu sampai saat ini ada 86 PUK, meskipun sempat mencapai 140 PUK. Dan kembali kader kader terbaik FSPMI ini mengingatkan kembali akan budaya organisasi di Bekasi, Pertama budaya Semangat (membesarkan FSPMI),banyak kader-kader Bekasi menjadi Pimpinan dan Pengurus ditingkat pusat. Kedua budaya Out of the Box, contoh upah sektoral, upah minimum diatas KHL, upah melebihi upah DKI dan yang ketiga budaya kepemimpinan dan kebersamaan.

Yang besar membantu yang kecil. Seperti 5 tahun pertama SPAI dibantu sektor lain. Dan di akhir sambutannya Obon mengkritisi ketidak hadiran Bupati Kabupaten Bekasi

“Hari ini Bupati Kabupaten Bekasi tidak hadir dalam acara Rakernas, padahal sekelas Bu Risma dan Pak Saefullah Yusuf saja menghadiri agenda Rakernas SPAI dan SPL di Surabaya, ada apa dengan Bekasi?”Tanya  Obon.

Tidak lama kemudian Douglas yang mewakili Bupati Kabupaten Bekasi menyampaikan permohonan maaf atas ketidakhadiran Bupati dan mengucapkan selamat atas pelaksanaan Rakernas kedua Serikat Pekerja Logam FSPMI.

Masrul Zambak (Ketua PC SPL) pun tidak ketinggalan menyampaikan sambutannya, “Ibarat penjual peniti didepan toko, saya kehabisan bahan untuk sambutan karena sudah habis di ulas para tokoh-tokoh sebelumnya . Pesan saya jangan jadikan tempat rakernas menjadi ajang persaingan yang tidak sehat antar SPA”Papar Masrul.

Dan kejadian unik terulang saat Riden Haram Azis ( Sekretaris Jendral FSPMI) akan membuka secara simbolik acara Rakernas, Riden harus menunggu beberapa saat karena ada adegan “robohin palang pintu”. Maksudnya rombongan  Riden harus bisa mengalahkan jawara yang menjaga palang pintu

Maksudnya rombongan Riden harus bisa mengalahkan jawara yang menjaga palang pintu dimana Gong sebagai simbol acara Rakernas akan dibuka. Terjadi perkelahian antar jawara dengan seni beladiri khas Betawi dan Sunda serta diselingi perang pantun antar rombongan.

Baru setelah jawara penjaga palang pintu roboh, Gong pun bisa dibunyikan dengan dipukul dua kali oleh Riden, tanda Rakernas kedua SPL FSPMI dibuka dan disambut dengan gegap gempita oleh para peserta Rakernas yang hadir. Sesaat sebelum membuka acara Rakernas dalam sambutannya Riden menyampaikan bahwa Said Iqbal Presiden FSPMI akan hadir dan mengalami keterlambatan karena harus menghadiri dulu acara KATO (Komisi Aksi Transportasi Online).

“Target keanggotaan logam 2018 harus bertambah 1500 anggota. Semoga target tadi menjadi agenda bahasan dalam Rakernas kali ini” Tantang bung Riden.

Lagi-lagi peserta disuguhi acara unik kembali, sebelum acara formal Rakernas dilaksanakan, yang rencananya akan dilakukan pada hari Sabtu (31/03/2018). Peserta diberikan Seminar Nasional dengan tema “Teknis beracara di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI)” dengan Nara sumber Bung Sugeng Prayitno,SH,MH. Dengan gaya khasnya salah satu kader terbaik dari SPL ini memaparkan terkait teknis dan strategi beracara di PHI dan diselingi diskusi dengan peserta yang nampak sangat antusias mengikuti acara seminar ini. Agenda Rakernas hari Jumat ini berlangsung sampai kira pukul 22.00 WIB.

Dan agenda pada hari Sabtu (31/03/2018) adalah Laporan Kerja dan Rencana Kerja Bidang meliputi Bidang Organisasi, Pendidikan, Advokasi dan Pembelaan , PKB dan Pengupahan,Infokom, Pemberdayaan Pekerja Perempuan dan Keuangan. Dilanjut siang sampai malam dengan agenda pembacaan laporan kendala PC SPL FSPMI meliputi Pimpinan Cabang di seluruh Indonesia

Dan lagi panitia membuat peserta Rakernas puas karena penutupan acara Rakernas kedua ini diselenggarakan pada hari ini Minggu (1/04/2018). Yang unik dan menarik nya adalah tempat penutupan acara tersebut, yakni bertempat di Omah Buruh yang terletak dikawasan East Jakarta Industrial Park, yang menjadi alasan panitia adalah Omah Buruh simbol pergerakan buruh Bekasi yang mendunia, terlebih seminggu sebelumnya OB pun dikunjungi oleh para aktivis SP dari Jerman. Konsep yang unik dan menarik inilah yang membuat para peserta merasa segar dan semangat mengikuti agenda Rakernas yang cukup padat dan melupakan ketidakpuasannya karena baik pembukaan dan penutupan Rakernas kedua SPL FSPMI tidak dihadiri pemerintah daerahnya.(Aep Risnandar)

Pos terkait