Puisi : Tragedi Upah Buruh Melawan

Pak Gubernur
Barang Kali bapak Lupa
Tetapi batu dan tembok pun ingat
Atau bapak sengaja lupa dengan janji yang terucap

Pak Gubernur bicaralah..!!
Tentang keadilan upah buruh yang dihilangkan

Pak Gubernur bicaralah
Untuk sesuap nasi
Setetes air
Sehelai kain
Untuk buruh

Pak kami lapar
Haus
Telanjang dan
Tak bergubuk

Kemana lagi kami harus bertanya jika bapak bungkam
Ataukah kami hanya bisa bertanya pada batu dan tembok
Yang tak bisa bicara tentang keadilan untuk hak-hak buruh yang hilang ?

Pak Kami butuh makan dan minum untuk mengganjal perut
Butuh pakaian untuk menutup badan telanjang ini
Kami butuh rumah yang layak huni

Sedangkan pabrik, tanah kami tak punya
Semua karena mereka
Yaaaa…. mereka para pengusaha
Mereka telah merampas semua apa yang kami punya

Pak ingatlah
Gubernur diangkat untuk melayani kami
Bukan untuk para bandit.

Para bandit itu tidak menghendaki kami hidup layak
Lalu siapa lagi yang harus bertanggung jawab ?
Jika bukan bapakv!!!

Kami bosan pak,
Sudah berhari-hari lamanya kami mendatangi bapak
Tapi…
Bapak hanya menjawab jeritan kami dengan bersiul-siul di dalam istana, di di dalam rumah mewah
Yang dibangun dengan uang kami.

Atau Bapak lebih rela peluru menembus kami
Rakyat bapak sendiri
Begitu dahaganya kami untuk bisa bersua dengan bapak

Ingat pak
Kami akan melawan
Andaikan bapak tak peduli dengan kami

Pak Kami sudah bosan
Bosan dengan pidato-pidato penuh retorika
Jangan sampai bosan ini berubah
Menjadi rantai-rantai yang mengikat
Menyeret bapak keluar dari istana itu hingga terjadi tragedi upah yang mengerikan

Bandung, 6 Desember 2022
Yanto