Gresik, KPonline – Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, merupakan salah satu wilayah yang perkembangan anggotanya terbilang sangat cepat. Ketika saya melakukan kunjungan ke Gresik pada Tahun 2014, disini baru ada 1 (satu) unit kerja, yakni PUK SPL FSPMI PT Smelting Indonesia. Dua tahun kemudian, ketika hari ini (September 2016) saya kembali berkunjung ke Gresik, ada 22 (dua puluh dua) unit kerja.
“PUK kedua yang bergabung dengan FSPMI Gresik baru dimulai bulan Maret 2015,” kata salah satu pengurus FSPMI Gresik Ruston Efendi. Itu artinya, dalam 18 bulan terakhir, sudah ada penambahan 21 PUK.
“Hampir setiap bulan ada saja penambahan PUK baru,” tambah Zainal, yang dipercaya sebagai ketua PUK SPL FSPMI Smelting.
Apa rahasianya perkembangan Gresik bisa sepesat ini? Dalam perjalanan dari bandara Juanda ke kantor KC FSPMI Gresik, Anang Subakti menceritakan, salah satunya karena media. Ada beberapa buruh yang mengenal FSPMI dari berita di media terkait dengan aktivitas FSPMI dan kemudian merasa tertarik.
“Ketika kami menceritakan aktivitas FSPMI Gresik di facebook, pernah ada yang inbox dan menanyakan bagaimana caranya bergabung dengan FSPMI. Saya arahkan untuk datang ke kantor KC dan tak lama kemudian mereka bergabung,” kata Anang.
Anang benar. Malam harinya, ketika kami berdiskusi dengan Tim Media FSPMI Gresik, salah satu peserta menceritakan sudah lama tahu dari media tentang FSPMI. Masalahnya adalah, dia tidak tahu letak kantor FSPMI.
“Kalau saja sejak dulu saya tahu dimana letak kantor FSPMI Gresik, sejak dulu saya sudah bergabung,” katanya. Bisa jadi tidak salah, karena KC FSPMI Gresik sendiri baru terbentuk pada awal tahun 2015. “Atas dasar pengalaman itu, jangan kesampingkan peran media,” lanjutnya.
Selain itu, banyak buruh yang kemudian bergabung ke FSPMI dari mulut ke mulut. Keberhasilan di satu PUK dengan cepat menyebar ke perusahaan-perusahaan lain. Mereka merasa bahwa FSPMI adalah organisasi yang tepat untuk membela, melindungi, dan memperjuangkan kepentingan dan hak kaum pekerja, sehingga menjadi semakin mantap untuk bergabung.
“Jangan sungkan untuk mempublikasikan aktivitas kita. Karena hal itu akan membuat kepercayaan diri anggota meningkat, bahwa ternyata serikatnya aktif,” lanjut Anang yang dipercaya sebagai Ketua Tim Media FSPMI Gresik.
Tentu saja, semua itu dibutuhkan keteladanan. Di Gresik, PUK SPL FSPMI PT Smelting salah satu teladan itu. Setiap tahun, upah pekerja di perusahaan ini mengalami kenaikan yang progresif. Bahkan, upah pengurus PUK rata-rata sudah diatas 18 juta. Namun demikian, mereka aktif dalam serikat. Saat harus aksi ya aksi. Baru-baru ini, mereka bahkan hendak melakukan mogok kerja karena perundingan kenaikan upah nyaris deadlock.
Siapa bilang upah tinggi membuat buruh alergi dengan serikat? Setidaknya, di Gresik, lebih khusus lagi di Smelting, yang terjadi justru sebaliknya. Dengan adanya keteladanan seperti ini, wajar jika perkembangan FSPMI di Gresik terbilang cepat. (*)
Foto: FSPMI Gresik